JATIMPOS.CO/KOTA MOJOKERTO - Komisi III DPRD Kota Mojokerto lakukan studi banding terkait pengelolaan cadangan pangan ke Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, beberapa hari lalu.

“Studi banding yang dilakukan komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto ke Dinas Ketahanan pangan dan Pertanian Kota Bandung dalam rangka pengelolaan cadangan pangan dan menambah pengetahuan soal mengatasi rawan pangan.” Ujar Hj. Sulistyowati wakil ketua Komisi III DPRD pada jatimpos.co, Selasa (11/7/2023).

Politisi PKB ini juga  mengungkapkan, Kota Bandung punya Prodi Teknologi pangan yang memang relate dengan masalah ketahanan pangan di perluas  karena menyangkut dimensi luas meliputi  sosial, ekonomi, produksi, distribusi dan konsumsi, “Kota bandung mandiri dalam memasok bahan pangan dengan melakukan program pertanian Urban Farming,” katanya.

Menurut penuturannya, study banding pengelolaan cadangan pangan merupakan bagian upaya  jangan sampai terjadi kerawanan pangan di Kota Mojokerto. “Wilayah Kota Mojokerto itu SDA, tanah pertanian sempit, maka pihaknya berupaya  jangan sampai terjadi rawan pangan, “ tuturnya.

Disamping itu, lanjut Sulistyowati, kerawanan pangan bisa disebabkan laju pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan peningkatan lahan pertanian dan lahan untuk pangan lainnya.

“Justru kita juga harus waspada, khawatir terhadap risiko kerawanan pangan karena rasio jumlah penduduk dengan ketersedian pangan kita tidak selaras,” ujarnya.

Lebih jauh Hj. Sulistyowati akan memberikan beberapa saran mengatasi rawan pangan. Salah satunya, pembuatan regulasi yang mengatur ketahanan pangan. Kedua, kerja sama antara eksekutif dan legislatif untuk menyusun strategi mendorong ketahanan pangan di Mojokerto.

“Tentunya harus ada kerja sama kedua belah pihak, pembentukan regulasi, itu salah satunya (rekomendasi),” ucap Sulistyowati,

Kemudian, lanjut Sulistyowati  sesuai saran DKPP Kota Bandung, Ia akan menyarankan Pemkot Mojokerto  perbanyak pelatihan pengolahan makanan atau beberapa komoditas Kota Mojokerto. Agar hasilnya bisa bernilai lebih, dan bisa menjadi solusi atas masalah hasil panen yang sering membusuk lebih cepat.  “Atasi rawan pangan Pemkot Mojokerto nantinya kami sarankan sering gelar pelatihan,  pengolahan makanan seperti pembuatan berbagai macam kue, maupun makanan terkini,“ pungkasnya. (din/Adv)