JATIMPOS.CO/SIDOARJO- Seratus pelajar tingkat SMP dan SMA di Sidoarjo pada Rabu (21/5/2025) berkumpul di Museum Negeri Mpu Tantular Buduran Sidoarjo. Mereka tampak antusias mengikuti program “Pengenalan Koleksi Museum Mpu Tantular Damar Kurung Pada Siswa”.
Dua narasumber kompeten memberikan materi sekaligus bimbingan praktek membuat “Damar Kurung”, yakni Kris Aji AW. (Seniman) dan M. Anhar Ch. (Pelestari Kesenian Damar Kurung).
“Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur melalui UPT Museum Negeri Mpu Tantular telah menjalankan fungsi publikasi dan sosialisasi tentang keberadaan museum. Salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan belajar bersama Pengenalan Koleksi Museum Mpu Tantular Damar Kurung pada Siswa,” ujar Kadisbudpar Jatim Evy Afianasari, ST, M.M.A dalam amanatnya.
Amanat Kadisbudpar Jatim disampaikan Ka UPT Museum Mpu Tantular Sadari, S.Sn dan dibacakan Ari Yanti, SS Kasie Preparasi dan Bimbingan Edukasi Museum Mpu Tantular.
“Melalui kegiatan ini kita berupaya menjaga warisan seni dan budaya sehingga dapat melestarikan damar kurung kepada generasi muda. Kegiatan belajar bersama di museum tidak hanya mengenalkan damar kurung pada siswa, tetapi juga mendorong pendidik dan lembaga budaya maupun komunitas berupaya berinovasi memadukan seni dan budaya untuk membuat nilai historis lebih relevan dan menarik bagi generasi muda,” ujarnya.
Dengan demikian, kita dapat melestarikan warisan budaya yang lebih kreatif dan bervariasi untuk menjaga minat dan keterlibatan masyarakat. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya diharapkan damar kurung dapat terus berkembang dan dikenal lebih luas di tengah masyarakat modern.
Damar Kurung adalah lentera dengan bentuk khas yang berasal dari Kab. Gresik, yang kaya akan nilai budaya dan kreativitas masyarakat pesisir. Tokoh seniman yang identik dengan pelestarian damar kurung adalah Masmundari.
Lentera ini berbentuk segi empat dengan bagian atasnya menyerupai huruf M dan dihiasi dengan lukisan yang menggambarkan kehidupan masyarakat Gresik, memiliki penyangga pada bawah lentera dan dilapisi kertas dengan gambar dua dimensi.
Damar kurung merupakan karya seni yang memiliki fungsi merekam peristiwa budaya dan mengandung muatan estetika. Di mana pada perkembangan selanjutnya damar kurung dengan lampu dan ornamen gambar di dalamnya secara tidak langsung merupakan potret sekaligus manifestasi dinamika budaya masyarakat pesisir Gresik.
Sekarang ini damar kurung mengalami banyak perkembangan seperti damar kurung yang terbuat dari mika akrilik, lukisan berfigura, lampu tidur, arsitektur bangunan hingga desain pada kaos. Penggunaan damar kurung beralih fungsi dari yang awalnya merupakan tradisi menjadi penerang jalan raya dan taman kota.
“Saya berharap kedepan museum dapat mengarahkan programnya ke arah pengembangan kebudayaan serta peningkatan kreativitas dan inovasi program kegiatan dengan mengikuti perkembangan teknologi dan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang di era global,” kata Kadisbudpar Jatim.
Menjadi Milik Bangsa
NARA sumber Kris Aji AW. (Seniman) pada kegiatan “Pengenalan Koleksi Museum Mpu Tantular Damar Kurung Pada Siswa” di UPT Museum Mpu Tantular menyambut baik inisiatif Museum Mpu Tantular dalam menggelar pelatihan pembuatan damar kurung. Kris Aji menjelaskan pentingnya pengenalan damar kurung kepada generasi muda.
Foto bersama : pejabat UPT Museum Mpu Tantular, Narsum dan peserta kegiatan “Pengenalan Koleksi Museum Mpu Tantular Damar Kurung Pada Siswa” di Museum Mpu Tantular, Rabu (21/5/2025).
-------------------------
“Damar kurung ini sudah menjadi warisan budaya nasional terpendam intangible (takbenda). Meskipun lahir dari Gresik, kini damar kurung sudah menjadi milik bangsa Indonesia secara keseluruhan. Dengan pengenalan ini, anak-anak diharapkan dapat mengapresiasi dan belajar untuk membuat damar kurung sendiri berdasarkan apa yang mereka lihat di museum,” kata Kris Aji.
Kris Aji juga menekankan bahwa damar kurung memiliki banyak nilai edukasi, tradisi, karakter, dan kearifan lokal. “Ini sangat penting untuk diajarkan kepada anak-anak,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Kris Aji menambahkan bahwa kegiatan seperti ini sangat tepat dilakukan oleh Museum Mpu Tantular sebagai bentuk pengenalan budaya kepada anak-anak.
“Pelatihan damar kurung ini adalah cara yang tepat untuk mengenalkan jati diri anak-anak melalui membuat karya Damar Kurung sebagai warisan budaya nasional,” ujarnya.
Begitu juga narasumber kedua, M. Anhar Ch., seorang pelestari kesenian Damar Kurung, memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai teknik pembuatan damar kurung. Anhar menjelaskan dengan rinci bagaimana cara menggambar pada lampion damar kurung, yang menjadi bagian dari identitas budaya Gresik.
“Membuat damar kurung itu bukan hanya soal menggambar, tetapi juga memahami filosofi dan nilai budaya yang terkandung dalam setiap garis dan motif yang kita gambar,” ungkapnya.
Lebih Termotivasi
WALI kelas dari SMK Tanada Sidoarjo, Indah, yang mendampingi siswanya untuk mengikuti acara ini, juga menyambut baik kegiatan ini. “Untuk wawasan ke depannya, anak-anak lebih termotivasi. Tidak hanya di dalam ruangan atau di sekolah, tetapi juga di luar ruangan seperti diadakan acara-acara seperti ini,” ujar Indah.
Di akhir acara, seluruh peserta diberikan kesempatan untuk mempraktekkan langsung pembuatan damar kurung dengan didampingi oleh kedua narasumber tersebut, Kris Aji AW dan M. Anhar Ch. Peserta mengikuti dengan antusias proses pembuatan damar kurung. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung bagi peserta agar dapat lebih memahami teknik dan filosofi yang terkandung dalam seni damar kurung.
Pembukaan acara dibuka dengan penampilan Tari Damar Kurung persembahan dari Sanggar Kreasi Dancer Sidoarjo. Tari ini merupakan salah satu tarian tradisional khas Gresik, Jawa Timur, yang menggunakan properti utama berupa lampion berbentuk persegi dengan mahkota segitiga dan lukisan di setiap sisinya.
Lukisan-lukisan tersebut menceritakan aktivitas keseharian masyarakat Gresik, sekaligus menjadi media dakwah Islam melalui motif yang beragam. Tarian ini memiliki gerakan yang anggun dan dinamis, melambangkan kebersamaan dan kerukunan dalam masyarakat. Filosofi dari Damar Kurung diyakini sebagai penerang yang dipasang di depan rumah dengan nuansa religius. (zen)