JATIMPOS.CO//SURABAYA - Perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 727 digelar secara sederhana oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini beserta jajarannya di dapur umum penanganan Covid-19, halaman Balai Kota Surabaya, Minggu (31/5/2020). Perayaan sederhana itu dilakukan dengan pemotongan tumpeng yang kemudian dilanjutkan penyampaian pidato Wali Kota Surabaya secara live streaming di media sosial.

Dalam pidatonya itu, Wali Kota Risma menyampaikan bahwa hari ini merayakan Hari Jadi Kota Surabaya yang ke–727 tahun dengan kondisi yang berbeda, dikarenakan Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh belahan dunia. Kenyataan pahit ini, harus bisa dihadapi dan menjadi cambuk untuk menghadapi Pandemi Covid-19, dimana upaya preventif (pencegahan) akan lebih didahulukan dari pada kuratif (pengobatan).

“Marilah kita (segenap warga) teguhkan persatuan dan kesatuan segenap insan di Kota Surabaya. Kini saatnya kita berdiri bersama, bergandengan tangan, dan untuk membuat kita tetap bersemangat, mari kita pekikan, Kita Bersaudara dan Siap Menang Melawan Covid 19!!!,” tegasnya.

Presiden UCLG ASPAC ini sangat bersyukur Warga Surabaya mampu mengamalkan nilai–nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sebagaimana diamanat Sila Pertama telah diamalkan oleh seluruh warga Kota Surabaya dengan tetap beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa di rumah masing–masing. “Hal ini sesuai dengan larangan melaksanakan ibadah di tempat ibadah selama Pandemi, yang diharapkan dapat mencegah penyebaran Virus Covid-19 ini,” kata dia.

Selanjutnya pada Sila Kedua, ia mengaku melihat warga kota aktif dan mandiri secara individu ataupun dalam komunitas melakukan beragam kegiatan kemanusiaan, menolong satu sama lain walaupun tidak ada imbauan atau edaran dari Pemerintah Kota Surabaya. Cobaan Pandemi melahirkan semangat meningkatkan kembali rasa persaudaraan antar sesama warga.

“Ini membuktikan bahwa warga Kota Surabaya sangat toleran dalam semangat kebersamaan sebagaimana dicontohkan para pejuang yang telah berjuang tanpa rasa takut dan tanpa menghitung akan dapat apa. Kondisi inilah yang membuat kondisi di Kota Surabaya relatif lebih tenang dan kondusif,” ujarnya.

Wali Kota Risma juga memastikan bahwa warga Kota Surabaya sudah membumikan Sila Ketiga, dimana jiwa persatuan, dan rasa kebersamaan segenap elemen masyarakat dalam menghadapi Pandemi terus ditonjolkan. “Untuk itu ijinkan saya mengucapkan terima kasih kepada semua elemen yang bergotong royong bersama sama berjuang melawan Pandemi ini,” katanya.

Selain itu, Wali Kota Risma juga menjelaskan bahwa warga kota sudah menerapkan Sila Keempat yang diwujudkan melalui peran serta tokoh masyarakat, tokoh agama, Ketua RT/RW yang menjadi pemimpin di dalam mengatasi berbagai persoalan kemasyarakatan, permasalahan sosial, ekonomi juga permasalahan untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Covid 19 di lingkungan masing–masing.

Selanjutnya, Sila Kelima dijalankan melalui usaha secara individu maupun kelompok, untuk berjuang sekuat tenaga keluar dari dampak Pandemi. Hal ini menjadi landasan bersama untuk kembali bergerak maju melanjutkan capaian–capaian menarik yang telah diraih Surabaya sebelumnya.

Oleh karena itu, Wali Kota Risma berharap warga Kota Surabaya harus menjadi bangsa pemenang dan bukan bangsa pecundang. Ia juga berharap warga bisa menjadi Tuan dan Nyonya, jangan hanya menjadi penonton apalagi hamba sahaya semata di kota sendiri. “Kita semua mengemban misi bersejarah “menjadi pemenang” dalam persaingan global pasca Pandemi Covid 19,” pungkasnya (*)