JATIMPOS.CO//SURABAYA - Suasana meriah penuh semangat membuncah di Surabaya Expo Center (SBEC), Sabtu malam (17/5/2025), saat ribuan warga tumpah ruah memeriahkan Festival Rujak Uleg 2025.
Acara tahunan yang telah memasuki penyelenggaraan ke-20 ini kembali hadir dalam rangka menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732, mengusung tema penuh nostalgia: “The Legend of THR”.
Tema ini bukan sekadar slogan. Festival tahun ini membawa pengunjung menyelami kenangan masa lalu tentang dua ikon hiburan legendaris Surabaya, yaitu Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS). Kedua tempat ini pernah menjadi pusat hiburan rakyat di Kota Pahlawan dan kini “dihidupkan kembali” melalui perhelatan budaya dan kuliner yang menggugah ingatan kolektif warga Surabaya.
Festival Rujak Uleg 2025 tetap mempertahankan daya tarik utamanya: kompetisi meracik rujak uleg khas Surabaya. Namun, tahun ini semakin semarak dengan tambahan hiburan modern seperti pertunjukan DJ, teater bertajuk “THR Merindu”, lomba vlog, arena bermain anak, hingga fashion show yang diikuti 34 perangkat daerah dan 31 kecamatan se-Kota Surabaya.
Salah satu inovasi paling mencuri perhatian adalah kategori baru “Rujak Nusantara”. Sebanyak lima kabupaten sekitar – Bangkalan, Sampang, Sidoarjo, Gresik, dan Pasuruan – turut serta memperkenalkan varian rujak khas masing-masing daerah.
Hal ini tidak hanya memperluas cakupan festival, tetapi juga memperkaya khazanah kuliner tradisional yang diusung dalam semangat kolaborasi regional.
Keputusan menjadikan kawasan bekas THR-TRS sebagai lokasi festival bukan tanpa alasan. Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan, dalam sambutannya menjelaskan bahwa tempat ini memiliki nilai historis mendalam.
Dulu, warga berbondong-bondong ke sini mencari hiburan keluarga, dari pertunjukan Srimulat hingga wahana bermain anak. Kini, lokasi ini direvitalisasi oleh Wali Kota Eri Cahyadi untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat yang berbasis budaya.
"Festival ini bukan hanya soal kuliner, tapi tentang merawat memori dan menghidupkan kembali kejayaan masa lalu dengan semangat kekinian," ujar Ikhsan. Ia juga menekankan filosofi rujak uleg sebagai simbol keberagaman dan persatuan warga Surabaya dari berbagai latar belakang.
Festival Rujak Uleg tahun ini juga kembali masuk dalam jajaran 110 event unggulan Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 yang dikurasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Hal ini menunjukkan konsistensi dan kualitas penyelenggaraan festival yang tak hanya berskala lokal, tetapi sudah diakui di tingkat nasional.
Kepala Bidang Promosi dan Kemitraan Kemenparekraf RI, Eni Komiarti, menyampaikan apresiasi atas komitmen Pemkot Surabaya dalam menjaga keberlangsungan tradisi yang dibalut inovasi modern.
Menurutnya, Festival Rujak Uleg adalah bukti bahwa budaya lokal dapat menjadi motor penggerak pariwisata yang berkelanjutan.
"Festival ini bukan sekadar perayaan kuliner, tetapi manifestasi kekuatan tradisi lokal yang kreatif dan memiliki daya tarik global," katanya.
Ia menambahkan bahwa target 1,8 miliar pergerakan wisatawan domestik dan 16 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada 2025 hanya dapat dicapai melalui sinergi semua pihak, termasuk event budaya seperti ini.
Festival Rujak Uleg 2025 tidak sekadar menghadirkan nostalgia masa lalu, tetapi juga menjadi panggung kolaborasi lintas sektor yang menyatukan warga, pemerintah, dan pelaku ekonomi kreatif. Di tengah aroma petis dan asam jawa, tersimpan semangat membangun masa depan dengan akar budaya yang kuat. Festival ini bukan hanya tentang rujak — tetapi tentang identitas, kebanggaan, dan harapan warga Surabaya yang terus hidup dan tumbuh dalam setiap ulekan di cobek raksasa.(fred)