JATIMPOS.CO/BONDOWOSO. Pemerintah Kabupaten Bondowoso kembali menegaskan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya melalui penyelenggaraan Megalit Fest 2025, yang sekaligus menjadi momentum peresmian Museum Terbuka Megalitik Bondowoso, Jumat (07/11/2025) malam.
Kegiatan ini menjadi penanda penting bagi dunia kebudayaan di Bondowoso. Sebab, dengan peresmian museum terbuka tersebut, Bondowoso semakin meneguhkan diri sebagai “Kota Seribu Megalit”, daerah dengan kekayaan situs prasejarah terbanyak di Pulau Jawa.
Melalui konsep Edu Fun Tourism, Megalit Fest 2025 menghadirkan pendekatan baru dalam mengenalkan kebudayaan kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Festival ini menggabungkan unsur edukasi, hiburan, dan wisata, sehingga pelestarian budaya menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
Peserta kegiatan tidak hanya berasal dari kalangan umum, namun juga melibatkan pelajar mulai tingkat SD, SMP, hingga SMA. Mereka diajak untuk mengenal lebih dekat berbagai situs megalitik seperti dolmen, menhir, serta batu kenong yang tersebar di wilayah Bondowoso.
Bupati Bondowoso dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata bagaimana kebudayaan diwariskan dengan cara yang menyenangkan namun tetap bermakna.
" Melalui Megalit Fest, kita tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga menanamkan kebanggaan terhadap identitas budaya daerah kepada generasi penerus," ujarnya.
Ia juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berperan besar dalam pelestarian budaya, mulai dari jajaran pemerintah daerah, para pegiat budaya, pelaku seni, hingga masyarakat penjaga situs.
" Mereka adalah garda terdepan dalam menjaga peninggalan megalitik yang menjadi kebanggaan Bondowoso," lanjutnya.
Menurutnya, pencapaian berupa penetapan Museum Terbuka Megalitik Bondowoso bukanlah akhir dari proses, melainkan awal dari perjalanan baru dalam menghadapi tantangan pelestarian budaya ke depan.
" Ke depan, tantangan kita adalah bagaimana menjadikan museum ini hidup, interaktif, dan relevan bagi masyarakat luas. Museum bukan sekadar tempat menyimpan artefak, tetapi ruang belajar dan inspirasi," tegasnya.
Dalam peresmian ini, berbagai pertunjukan budaya turut memeriahkan acara, di antaranya pementasan drama kolosal Ngampar Lamak yang menggambarkan tradisi adat masyarakat Bondowoso tempo dulu, serta tarian megalit yang memvisualisasikan semangat kehidupan masyarakat prasejarah dalam bentuk gerak dan irama modern.
Atraksi budaya tersebut berhasil memukau penonton. Ribuan warga tampak antusias menyaksikan kolaborasi antara seniman lokal, pelajar, dan komunitas budaya yang menampilkan harmoni antara seni tradisional dan inovasi kreatif masa kini.
Pemerintah Kabupaten Bondowoso berkomitmen untuk terus mengembangkan museum ini sebagai pusat edukasi budaya yang terbuka bagi semua kalangan.
Selain menjadi destinasi wisata edukatif, museum ini diharapkan mampu mendorong ekonomi kreatif dan pariwisata berbasis kebudayaan.
Dengan semangat “Culture for The Future” yang digaungkan oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Bondowoso bertekad menjadikan kebudayaan bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga sumber inspirasi dan kekuatan untuk pembangunan daerah yang berkelanjutan.
"Melalui kebudayaan, kita membangun Bondowoso yang Berkah – Berkulitas, Akseleratif, dan Holistik," pungkasnya. (Eko)