JATIMPOS.CO/SURABAYA- UPT Taman Budaya Jatim (TBJ) gelar “Workshop Seni Budaya Fotografer” yang diikuti 75 orang dari pranata humas Kabupaten/Kota se Jatim, staf UPT Taman Budaya Jatim. Kegiatan berlangsung dua hari (20-21 Mei 2025) di UPT TBJ Jl. Gentengkali Surabaya.

“Kami mengundang saudara, untuk mendapatkan pengetahuan tambahan meningkatkan pemahaman teknik dan estetika fotografi budaya serta memotivasi peserta untuk mengabadikan kebudayaan Jawa Timur secara kreatif,” ujar Ka UPT Taman Budaya Jatim, Ali Ma’rup, S.Sos., M.M mewakili Kadisbudpar Jatim Evy Afianasari, ST, M.M.A.

Untuk itu lanjutnya. sebagai seniman fotografi harus tetap eksis meng-upgrade dan meng-update kemasan-kemasanya. “Fotografi tidak hanya menjadi alat dokumentasi, tetapi juga medium untuk merekam sejarah, budaya, dan peradaban,” ujarnya.

Dikatakan, pembangunan kebudayaan memiliki makna sebagai upaya meningkatkan “nilai-tambah sosial-kultural”, bagi kehidupan yaitu, nilai-tambah kemartabatan, nilai-tambah akal budi serta budi pekerti. Pembangunan kebudayaan juga memiliki arti penting bagi peradaban suatu bangsa.

“Selain itu saya juga ingin mengajak para seniman fotografi untuk lebih menyadari bahwa pembangunan kebudayaan sebagai langkah untuk mewujudkan ketahanan budaya, agar dalam pancaroba globalisasi, akulturasi dan komunikasi lintas budaya dan lintas bangsa ini kita tetap mampu menjaga eksistensi dan aktualisasi budaya sendiri,” ujarnya.

“Dengan kegiatan workshop fotografi ini digagas untuk menginspirasi para pecinta fotografi, seniman, dan masyarakat umum agar lebih memahami, mencintai dan menjaga kebudayaan Jawa Timur,” pungkasnya.

Gerak dan Cahaya, Nyawa Foto

Sejumlah narasumber kompeten menyampaikan materi pada “Workshop Seni Budaya Fotografer” di UPT TBJ Jl. Gentengkali Surabaya. kesempatan itu, diantaranya : Bahana Patria tentang “Memotret Seni Budaya Jawa Timur Lebih Dekat dan Mendalam”.

Peserta mendengarkan pemaparan materi dari narasumber 

------------------------

Bahana Patria mengingatkan para peserta bahwa dalam fotografi pertunjukan, fotografer harus siap memotret dalam kondisi apapun.

Ia menekankan pentingnya mengerti gerak dan cahaya dalam fotografi seni pertunjukan, karena keduanya adalah “nyawa” dalam setiap foto. Bahana juga mengingatkan pentingnya pemahaman kamera, mulai dari pengaturan diafragma, kecepatan shutter, hingga ISO dan white balance untuk memastikan hasil yang lebih baik.

“Dalam pemotretan, jangan lupa foto-foto ‘bridge’, foto-foto ini bisa jadi ‘kesimpulan’ yang merangkum semua foto puncak adegan,” ujar Bahana, yang juga merupakan fotojurnalis Harian Kompas dan pengelola Galeri Foto Online Melihat Bersama.

Narasumber berikutnya adalah Mamuk Ismuntoro menyampaikan materi tentang “Membangun Narasi Visual Seni Budaya Jawa Timur”. Mamuk Ismuntoro, seorang fotografer dan pengajar foto jurnalistik, turut memberikan materi yang sangat berharga untuk peserta workshop. Dalam penjelasannya, Mamuk menekankan pentingnya narasi visual dalam memotret seni budaya Jawa Timur.


Ia menjelaskan tahapan-tahapan penting dalam membangun narasi visual, mulai dari menentukan tujuan hingga mengidentifikasi audiens. Mamuk juga menyoroti pentingnya mengambil foto dengan konteks budaya yang kuat, seperti memotret tarian tradisional, kerajinan tangan, atau upacara adat, serta menggunakan pencahayaan yang tepat dan komposisi yang efektif untuk menangkap momen-momen penting dalam seni budaya.

“Fotografi tidak hanya tentang mengambil gambar, tetapi juga bagaimana kita menceritakan cerita di balik gambar tersebut. Melalui foto, kita bisa mengabadikan esensi dari budaya kita dan menjadikannya lebih hidup,” jelas Mamuk.

Selain itu narasumber Heti Palestina Yunani memaparkan “Strategi Kehumasan yang Efektif dalam Mendukung Promosi Kesenian Jawa Timur”. Pada sesi terakhir ada praktek pengambilan gambar tari “Gesit Gesat” by Sawung Dance. Dan presentasi evaluasi materi memotret seni budaya Jawa Timur lebih dekat dan mendalam. Kemudian membangun narasi visual seni budaya Jawa Timur.

Sebelumnya laporan panitia penyelenggara disampaikan Bambang Dwi. S Kasie Dokumentasi dan Publikasi Seni Budaya UPT Taman Budaya Jawa Timur.
Dilaporkan, maksud dan tujuan kegiatan Workshop ini adalah : Mendorong pengembangan dan peningkatan kualitas karya seni dan kehidupan berkesenian di Jawa Timur.

“Meningkatkan pemahaman teknik dan estetika fotografi budaya, memotivasi peserta untuk mengabadikan kebudayaan Jawa Timur secara kreatif dan memperkuat sinergitas dalam pengelolaan dan pengembangan seni budaya di Jawa Timur,” ujarnya. (zen)