JATIMPOS.CO/JOMBANG - Memasuki Era Industri 4.0, DPD Partai Golkar Kabupaten Jombang menggelar pendidikan politik 2020 bertema ' Strategi Partai Golkar ' di kawasan Wisata Pintu Langit Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (29/2/2020).
Pendidikan Politik tersebut diikuti sebanyak 85 kader Partai Golongan Karya (Golkar) disiapkan agar mampu turut berkiprah di era Industri 4.0. Mereka diberi pemahaman dan penguatan terhadap pentingnya melek teknologi informasi.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh petinggi Partai Golkar Jawa Timur, Melila Usman. Diikuti di antaranya Pimpinan Kecamatan Partai Golkar, Pengurus Pleno Partai Golkar, kader muda Golkar, KPPG, AMPG, AMPI, dan Hasta Karya.
Sejumlah politisi Golkar tampak hadir dalam acara tersebut, antara lain Ganjar Rajuni yang belum lama ini diangkat menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), dengan mendatangkan pemateri Novi Setia Yunas, penggiat media sosial yang merupakan Dosen Unibraw.
Ketua DPD Partai Golkar Jombang, Tjaturina Yuliastuti melalui Sekretaris DPD Partai Golkar Jombang, Budiman mengatakan, pendidikan politik yang dihelat DPD Golkar Jombang, dalam rangka mempersiapkan kader Golkar memiliki sense politik untuk membangun Indonesia lebih baik. Juga agar mereka tidak tertinggal atau mampu menyesuaikan diri di bidang teknologi informasi.
“ Kegiatan pendidikan politik dan outbond yang kita gelar kemarin ini, karena saat ini kita sudah memasuki era globalisasi dan era digitalisasi. Mau tidak mau masyarakat khususnya kader Golkar harus melek teknologi dan informasi,” kata Budiman.
Ditambahkan Budiman, perkembangan teknologi dan Informasi sudah mestinya dijadikan arah dan panduan bagi kader Golkar, khususnya generasi milenial dalam mencapai tujuan pembangunan di era Industri 4.0.
“Sebagai kader Golkar, tentu tidak boleh menghindar dari perkembangan teknologi informasi di era globalisasi. Karena penggunaan teknologi itu menyasar ke semua aspek kehidupan termasuk di bidang politik, seperti penggunaan media sosial dan lain-lain,” imbuhnya.
Sasaran kegiatan ini menitik-beratkan pada pemberdayaan potensi kader muda Golkar, yakni generasi milenial. Yaitu, mereka yang berusia 18 sampai 35 tahun. Karena menurut survey, kaum millenial hanya 2,5 persen berminat di politik. Diharapkan kader Golkar bisa menguasai media sosial untuk menjaring pemilih millenial dengan menawarkan program-program yang disukai anak muda (milenial).
“Harapannya jelas, dari acara tersebut bias menghasilkan kader-kader muda Golkar yang berkualitas,” pungkasnya. (Her)