JATIMPOS CO/KABUPATEN MOJOKERTO - Pemkab Mojokerto melalui Bakesbangpol menggelar Rapat Koordinasi Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dengan menghadirkan dua mantan napi terorisme dari  jaringan Jamaah Ansorut Daulah (JAD) Sutrisno dan Lutfi Teguh Oktavianto asal Desa Betro Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto.

Acara Rakor yang diikuti puluhan anggota FKDM dari seluruh perwakilan Kecamatan dibuka oleh Kepala Bakesbangpol Nugraha Budi Sulistiya  di Pendopo Graha majatama Kabupaten Mojokerto, Kamis (17/3/2022).

Ketua FKDM Kabupaten Mojokerto Sucipto Sutrisno, SH dalam sambutannya mengatakan rapat koordinasi selain menghadirkan narasumber dari mantan terorisme jaringan JAD, juga menghadirkan narasumber dari pasi OPS TNI Kodim 0815 Mojokerto. Mereka memberikan ilmu kepada FKDM Kabupaten Mojokerto, agar bisa peran aktif membantu Kabupaten Mojokerto dalam mencari informasi demi menciptakan situasi kondusif , stabilitas keamanan terjaga.

“Saya mohon bimbingan atau sebuah pelatihan tentang bagaimana mencari informasi yang tidak menyimpang dengan tugas, pokok dan fungsi FKDM  yang profesional untuk membantu Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam mengamati dan menggali informasi di segala bidang,” ucap Ketua FKDM Sucipto.

Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Mojokerto, Drs. Nugroho Budi Sulistiya, M.Si, menyampaikan, bahwa sesuai Permendagri No 46 tahun 2019, pasal 17 tugas FKDM Kabupaten Mojokerto adalah menjaring, menampung, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan data serta informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG). Serta memberikan laporan informasi dan rekomendasi  sebagai bahan pertimbangan tim kewaspadaan dini Pemda di daerah Provinsi.

“Jadi anggota FKDM kalau mengetahui adanya ATHG di desa nya , jangan mengambil keputusan sendiri, apalagi menjustice sendiri , akan tetapi di koordinasikan dengan pihak yang terkait, pihak kesbangpol, untuk dilakukan tindakan sesuai protap yang ada,” terangnya.

Lanjut dikatakan Nugroho Budi Sulistyo bahwa tanggal 14 Februari 2024 nanti bakal digelar Pemilu  dan Pada bulan Agustus 2022 sudah mulai pendaftaran peserta pemilu. Belum lagi November nanti ada pilkada serentak. Bahkan Pilkades serentak juga bakal diselenggarakan Pemkab Mojokerto pada momentum itu kemungkinan terjadinya  Gesekan, konflik  di tengah masyarakat.

”Mari kita sama-sama menjaga stabilitas keamanan ketertiban Kabupaten Mojokerto dan meningkatkan kewaspadaan dini terhadap ATHG,” imbuh  Nugroho Budi Sulistyo.

Sebagai narasumber Sutrisno dan anaknya Lutfi Teguh Oktavianto mantan teroris yang pernah di sel di lapas Cipinang dan Nusakambangan menyampaikan pada para Pengurus FKDM dan seluruh elemen masyarakat beserta kompenan bangsa ini untuk bersama sama membangun kesadaran, bahwa Aksi – aksi teror termasuk pengeboman akibat propaganda dari konspirator di tingkat global, yang bertujuan mengadu domba sesama umat Islam dan sesama warga bangsa.

”Kita harus Menyadari , bahwa intoleransi, paham Radikal Terorisme dan Aksi teror harus kita hindari , membahayakan kehidupan berbangsa dan ber negara,” kata Sutrisno.

Ditempat yang sama Lutfi Teguh Oktavianto mantan napi terorisme ini menceritakan, bahwa dia mulai terpapar paham radikal, aliran JAD sejak mulai di bangku SMA, bahkan mudah mengajak teman sebayanya untuk ikuti pengajian aliran JAD.

“Sejak SMA saya sudah ikuti aliran JAD, dan sering ketidak cocokan pelajaranan agama di sekolah,  bahkan di jauhi oleh guru sekolah,” terangnya.

Lanjut dikatakan Lutfi, saat menjadi bagian dari aliran JAD, dirinya sudah siap dijadikan pengantin (bom bunuh diri). Yang ada dalam pikiran, jihad itu membunuh orang kafir yang dianggap berseberangan keyakinan.

”Saya dulu sudah siap dijadikan pengantin oleh JAD, tapi Alhamdulillah keburu tertangkap densus 88, akhirnya ditahan, dan berjalannya waktu kami bisa mengetahui ajaran agama Islam sesungguhnya, dan selama ini dalil yang diyakini itu ternyata salah,”  ucapnya. (din)