JATIMPOS.CO//SURABAYA- Aksi bom bunuh diri terjadi di di kantor Kepolisian Resor Kota Besar atau Polrestabes Medan, Rabu (13/11). Insiden ini menyebabkan enam orang terluka. Yakni empat orang anggota polisi, satu orang warga sipil, dan satu orang pekerja harian lepas. Selain itu juga empat kendaraan rusak.

Menanggapi kejadian tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yakin, pelaku pengeboman berada dalam kelompok atau jaringan teroris tertentu.

Karenanya, Gubernur meminta aparat kepolisian Polda Jatim dan Seluruh Polres se-Jawa Timur untuk melakukan mitigasi dan memperketat pengamanan di objek-objek vital maupun area pelayanan publik. Khofifah berharap Polri bisa segera mengusut tuntas dalang dibalik aksi terorisme tersebut.

Kepada seluruh masyarakat Jawa Timur, Khofifah mengimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dengan kemungkinan aksi teror serupa. Khofifah mengajak masyarakat proaktif mengawasi lingkungannya masing-masing mengingat keamanan bukan hanya tugas aparat namun juga seluruh elemen masyarakat.

"Tidak perlu hawatir berlebihan, tapi harus tetap waspada dan hati-hati serta berdo'a. Sekiranya di lingkungan sekitar ada yang mencurigakan lebih baik dilaporkan kepada aparat kepolisian, jangan sampai acuh," ungkap Khofifah saat ditemui dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (Forkopimda) di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Rabu (13/11).

Khofifah juga mengungkapkan keprihatinannya dan menyayangkan adanya pihak yang justru berupaya melukai polisi dengan aksi bom bunuh diri tersebut. Menurutnya, apapun alasannya aksi terorisme tidak dapat dibenarkan maupun ditolerir.

“Tidak perlu mengaitkan aksi teror yang sudah terjadi ini dengan kegiatan agama, karena faham terorisme sama sekali tidak terkait dengan ajaran agama mana pun. Saya yakin semua agama pada dasarnya mengajarkan tentang kebaikan, kasih sayang, dan kedamaian antara sesama umat manusia," ujarnya. (*)