JATIMPOS.CO/PROBOLINGGO – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Kewirausahaan bagi Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar), Senin (21/4/2025), di Aula Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Probolinggo.

Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah meningkatkan daya saing produk perikanan serta mendorong kemandirian ekonomi masyarakat pesisir.

Mewakili Kepala DKP Jatim, Kristiyani Setyaningsih menyampaikan bahwa pelatihan ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas Poklahsar agar produk mereka mampu bersaing di pasar lokal maupun internasional.

“Potensi perikanan di Jatim sangat besar, tidak hanya dari sektor perikanan laut, tetapi juga tambak dan budidaya. Melalui kegiatan ini, kita ingin Poklahsar mampu mengembangkan produk yang berdaya saing, baik di pasar lokal maupun internasional,” ungkapnya.

Sebanyak 35 peserta mengikuti bimtek dengan antusias. Mereka juga mendapat bantuan peralatan usaha, berupa satu set kompor, wajan, sealer, dan timbangan digital yang diharapkan dapat menunjang produktivitas dan kualitas produk.

Ketua Forikan Kota Probolinggo, dr. Evariani Aminuddin, yang juga membuka acara, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Menurutnya, pelatihan teknis harus diiringi dengan peningkatan kemampuan branding, pengemasan, dan storytelling produk.

"Poklahsar adalah pilar penting dalam pengolahan hasil perikanan. Namun, tantangan mereka masih banyak, mulai dari keterbatasan modal, keterampilan teknis, hingga akses pasar. Kita perlu membuka mata dan mulai aksi nyata untuk mendampingi mereka, termasuk melalui program festival market dan jejaring dengan resto, hotel, dan kantin,” ujar istri Wali Kota Probolinggo ini.

Ia juga memperkenalkan program “Nyerbu” (Nyemil Ikan di Hari Rabu) yang digagas sebagai kampanye Gerakan Gemar Makan Ikan (Gemarikan). Program ini akan mendorong UMKM memproduksi camilan sehat berbahan ikan, khususnya untuk anak-anak sekolah.

“Program ini mendorong UMKM binaan untuk memproduksi camilan sehat berbahan ikan untuk kantin sekolah. Dengan kemasan yang lebih menarik dan ukurannya tidak terlalu besar (mini), sehingga harganya terjangkau. Termasuk camilan ikan dibuat rasa yang gurih kesukaan anak. Dengan begitu produk olahan perikanan lebih diminati oleh anak-anak, produksi dan pemasaran harus berkelanjutan. Kita ingin makanan bergizi dari ikan bisa jadi camilan favorit anak-anak di sekolah,” tutupnya.

Bimtek ini turut menghadirkan narasumber dari Universitas Brawijaya, Angga Wira Perdana, yang mempraktikkan cara mengolah ikan menjadi makanan modern seperti dimsum mentai dan wonton chili oil. Olahan berbahan ikan tengiri dan udang ini menjadi inspirasi produk inovatif bagi para peserta. (Sf)