JATIMPOS.CO//PONOROGO - Bupati Ponorogo, Drs. H. Ipong Muchlissoni secara resmi menutup rangkaian acara peringatan hari jadi Kabupaten Ponorogo ke 523 Tahun dan Festival Budaya Bumi Reyog serta Grebeg Suro 2019 di panggung utama Alun - alun Ponorogo, Sabtu (31/8/2019).
Grup Reyog Universitas Brawijaya Malang dan Grup Reyog SMPN 2 Kauman Ponorogo menjadi juara di masing - masing kategori dalam festival Reyog tersebut.
Bupati Ponorogo, Drs. H. Ipong Muchlissoni mengatakan, dengan diadakannya Festival Reyog, kesenian kebanggaan Ponorogo ini bisa dimainkan oleh lebih banyak orang selain masyarakat Ponorogo. Para pemain grup reyog dari luar Ponorogo pun bisa unjuk gigi di Bumi Reyog saat perayaan Grebeg Suro.
" Karena itu kita beri kesempatan untuk mereka. Berarti kita memberikan ruang apresiasi pada mereka. Termasuk memberi apresiasi kepada para penggiat lestari di Kabupaten Ponorogo," terangnya.
Reyog, lanjut Ipong, saat ini perkembangannya luar biasa. Ada kesenian Reyog Obyok dan Reyog Festival. Reyog Obyok lahir dari masyarakat yang tidak menganut pakem tertentu. Sebab mereka menari sesuai dengan ekspresi masing - masing. Sedangkan Reyog Festival rutin digelar tiap Grebeg Suro.
" Alhamdulillah, tiap tanggal 11 kita menggelar pertunjukan Reyog Obyok di 307 Desa/Kelurahan di seluruh Ponorogo. Tujuannya untuk melestarikan kesenian Reyog," imbuhnya.
Penutupan Grebeg Suro Ponorogo dimulai dengan Ziarah Makam Batoro Katong, Srandil dan Petilasan Kutu Wetan. Kemudian, dilanjutkan Kirab Pusaka, Tumpeng Purak serta wayangan serentak di 21 Kecamatan di Ponorogo.
Festival Reyog yang digelar dibagi menjadi dua kategori. Yakni Festival Nasional Reyog Ponorogo dan Festival Reyog Mini. Yang menjadi juara di kategori nasional yakni kelompok Reyog dari Universitas Brawijaya Malang. Sedangkan untuk kategori Reyog Mini dijuarai Grup Reyog SMPN 2 Kauman, Ponorogo.
Bupati Ponorogo menambahkan, komitmen dalam acara ini yang paling utama adalah melestarikan Reyog Ponorogo. Karena, Reyog Ponorogo adalah kesenian asli Ponorogo. Reyog Ponorogo sudah terkenal diseluruh Indonesia, bahkan diakui dunia Internasional," pungkasnya. (Adv/nur)