JATIMPOS.CO/SAMPANG - Ribuan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat dan Simpatisan Desa Gunung Rancak, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, menggelar aksi demontrasi dengan mengepung kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Sampang, Senin (4/12/2023).

Aksi tersebut buntut dari Kejari Sampang menetapkan Bendahara Desa Gunung Rancak Safrowi, sebagai tersangka kasus dugaan korupsi BLT DD pada 2020. Kejari menyatakan bahwa kerugian negara dari kasus tersebut mencapai Rp260.200.000, pada Rabu (29/11/2023) lalu.

Kedatangan ribuan massa untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan kepada pihak BRI Sampang agar ikut bertanggungjawab atas kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana desa (DD) Tahun Anggaran 2020 tersebut.

Korlap aksi, Agus dalam orasinya meminta pertanggungjawaban BRI Sampang terhadap terjadinya kasus tersebut.

“Sebagai Bank penyalur, kami menuntut pihak Bank BRI bertanggungjawab, memberikan data kepada kami terkait proses pencairan dan tidak menghilangkan barang bukti berupa SPJ,” ujarnya.

Tuntutan tersebut juga dituangkan dalam lembaran bermaterai guna ditandatangani pihak Bank BRI sampang, namun akhirnya juga ditolak pihak BRI.

Menurut agus, aksi tersebut juga sebagai bentuk dukungan dan pembelaan terhadap Kades Gunung Rancak, Muhammad Juhar yang mereka anggap tidak bersalah dalam kasus tersebut, namun terkesan di paksakan oleh sejumlah oknum lawan politiknya.

Pantauan di Jatimpos.co. Kepala Cabang Kantor BRI Sampang Rahmat Salim menemui pendemo dan menyampaikan pihaknya hanya sebagai Bank penyalur Dana Desa yang ditunjuk pemerintah, termasuk pembukaan rekening DD.

“Peran BRI hanya sebagai penyalur BLT DD ialah sosial value dan pemulihan ekonomi nasional. Kami juga berkomitmen menjunjung tinggi transparansi, keadilan dan integritas, jadi kami menghormati proses hukum yang sedang berlangsung. Dan maaf, kami menolak menandatangani hal dimaksud, karena sudah dipanggil dan telah menyerahkan alat bukti kepada penyidik kejaksaan,” ucapnya dihadapan massa.

Sempat terjadi argumentasi alot antara kedua belah pihak, namun tanpa ending apapun. Dimana pihak BRI tetap bersikukuh dengan pendiriannya.

menyikapi hal tersebut, massa mengancam akan kembali beraksi hingga melumpuhkan pelayanan kantor BRI jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi.

Dengan suasana sedikit memanas, ribuan massa sempat sedikit anarkis sambil membubarkan diri beralih aksi ke Kejari Sampang.

Di Kejari Sampang sempat terjadi kericuhan yang menyebabkan 2 orang pendemo terpaksa diamankan pihak kepolisian resort Sampang, karena dianggap provokator dengan melemparkan botol minuman mineral dan  pembatas lalu lintas ke arah aparat keamanan. (dir)