JATIMPOS.CO//SURABAYA- Laboratorium Manajemen Cerdas (MCI) Departemen Teknik Informatika ITS menyelenggarakan kegiatan dengan tema “Pendampingan Usaha Mikro dan Kecil Katering Menuju Sertifikasi Halal”.

Adhatus Solichah A., ketua tim pengabdian masyarakat, dalam keterangan yang diterima jatimpos.co Senin (12/12/2022) menyatakan  bersyukur dan antusias dengan bertumbuhnya tren halal di masyarakat.

“Alhamdulillah laboratorium Manajemen Cerdas Informasi, Teknik Informatika ITS dapat kembali berkolaborasi bersama Pusat Kajian Halal ITS menggiatkan tren halal di Indonesia. Pada tahun ketiga ini, kegiatan difokuskan pada pendampingan sertifikasi halal jenis self-declare. Progress terakhir, pengajuan UMK binaan kami sudah pada tahap menunggu sidang fatwa dan menunggu sertifikat halal.” ujarnya.

Ia berharap kegiatan ini dapat bermanfaat dan berkah bagi kita semua. Fokus kegiatan Abmas tahun ini adalah coaching sertifikasi halal jalur self-declare untuk pelaku usaha. Di mana self-declare merupakan sebuah pernyataan status halal pada suatu produk UMK oleh pelaku usaha itu sendiri. Pelatihan ini dilakukan guna mengedukasi para pelaku usaha jalur self-declare, mulai dari syarat-syaratnya hingga prosedur untuk mendapatkan sertifikasi halal.

Kegiatan ini dimulai sejak bulan Juni hingga Oktober 2022 secara daring dan luring berupa pelatihan pendamping proses produk halal (PPH) di Surabaya, pelatihan penyelia halal daring via Zoom, pendampingan pembuatan NIB, dan pendampingan pengurusan sertifikasi halal jalur self-declare melalui website Sihalal. Serangkaian kegiatan ini dilakukan guna pelaku usaha bisa mendapatkan sertifikat halal produk yang didaftarkannya.

Harapannya, kegiatan pendampingan ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada UMK terkait sertifikasi dan ketentuan produk halal. Aspek kemudahan untuk mendaftarkan produk halal juga menjadi salah satu kunci kebermanfaatan. Pun sertifikasi halal ini juga bisa memaksimalkan potensi penjualan dan pemasaran produk UMK. Ini sejalan dengan dinamika penduduk di Indonesia, di mana mayoritas penduduknya beragama Islam.

Latar belakang kegiatan ini adalah, bahwa sektor usaha makanan dan minuman tumbuh dengan pesat di kalangan masyarakat. Beragam jenis makanan kecil dan minuman yang dipelopori oleh Usaha Mikro dan Kecil (UMK) semakin menjamur dan digemari.

Tak heran, industri ini menjadi salah satu sektor andalan pertumbuhan ekonomi nasional. Namun pada kenyataannya, kebanyakan produk dari outlet-outlet tersebut belum mendapatkan sertifikasi halal. Tentunya hal ini berdampak pada potensi penjualan dan pemasaran produk UMK.

Melihat permasalahan tersebut, Departemen Teknik Informatika ITS melalui Laboratorium Manajemen Cerdas Informasi (MCI) terus berkomitmen dalam mendampingi UMK mendapatkan sertifikat halal. Kegiatan serupa telah dilakukan selama tiga tahun terakhir dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat (Abmas) dan KKN tematik.

Di sisi lain, kebermanfaatan pendampingan sertifikasi ini juga dirasakan bagi mahasiswa. “Melalui kegiatan pendampingan ini, saya menjadi lebih paham tentang kriteria produk halal dan haram, prosedur pendaftaran sertifikasi halal, dan dapat berpartisipasi aktif dalam membantu UMK mengurus sertifikat halal self-declare,” ungkap Gaudhiwaa Hendrasto, mahasiswa dan sekaligus pendamping Proses Produk Halal (PPH).

Khurotiayun, salah satu penggiat UMK, mengatakan bahwa beliau merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan Abmas ini. “Dengan adanya ini terbantu sekali saya. Jadi sudah tinggal menyiapkan bahan. Untuk administrasi sudah diurus dari mahasiswa ITS,” ungkap beliau.

Pemilik UMK lain, Feny Triana Sulistiowati, juga turut menyampaikan rasa gembiranya. “Saya juga merasa senang ada yang memperhatikan UMK,” tutur pemilik usaha kue tersebut. (rls)