JATIMPOS.CO/KOTA BATU- Berlangsung di El Hotel Kartika Wijaya Kota Batu, Selasa-Rabu (27-28/2/2024) diselenggarakan FGD Sejarah Jawa Timur Tahun 2024. Kegiatan yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim ini mengusung tema ” “Sinergitas Dalam Pembinaan Sejarah Lokal dan Pelestarian Cagar Budaya di Jawa Timur”.

Hadir pada kesempatan itu Kepala Disbudpar Jawa Timur, Evy Afianasari, didampingi Kabid Cagar Budaya dan Sejarah (CBS) Disbudpar Jatim Efie Widjajanti, para Kabid, Ka UPT jajaran Disbudpar Jatim, pejabat Pemkot Batu dan narasumber.

Pada kesempatan itu Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Evy Afianasari, S.T., M.M.A mengemukakan sejarah peradaban yang panjang menjadikan Jawa Timur memiliki keberagaman warisan budaya baik budaya tak benda maupun budaya bendawi yang tersebar merata di berbagai wilayahnya.

“Mempelajari sejarah bukan hanya sekedar membaca maupun mendengar berbagai kisah tentang peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu,” ujarnya.

“Akan tetapi melalui sejarah-lah kita dapat mengambil teladan atau nilai-nilai positif maupun belajar dari kesalahan atas segala tindakan serta tingkah laku para pendahulu kita, sebagai dasar dalam menentukan langkah kita kedepan,” lanjutnya.

Berbagai kerjasama, sinergitas, dan kolaborasi perlu terus ditingkatkan baik antar pemerintah kabupaten kota, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat, bersama dengan masyarakat, akademisi, komunitas pelestari sejarah dan cagar budaya, serta dengan organisasi profesi dalam upaya pembinaan sejarah dan pelestarian cagar budaya di Jawa Timur.

Pemerintah sebagai regulator diharapkan dapat terus mengoptimalkan perannnya. Meskipun saat ini telah terkotak-kotak di dalam bingkai wilayah administrasi, namun proses perkembangan sejarah budaya di Jawa Timur perlu dipandang sebagai sebuah kesatuan yang utuh.

“Sehingga diperlukan sinergitas antar instansi serta berbagai pihak dalam upaya pembinaan sejarah lokal dan pelestarian cagar budaya di Jawa Timur,” ujar Kadisbudpar Jatim.


Pemangku Pelestarian Cagar Budaya
Sementara itu Kepala Bidang Cagar Budaya Dan Sejarah (CBS), Disbudpar Jatim Efie Widjajanti dalam laporannya mengemukakan, sasaran peserta pada kegiatan FGD Sejarah Jawa Timur adalah para pemangku kebijakan dari instasi/ lembaga yang berwenang dalam upaya Pembinaan Sejarah dan Pelestarian Cagar Budaya di 38 Kabupaten/Kota se Jawa Timur, Tim Ahli Cagar Budaya, Komunitas Pelestari Sejarah dan Cagar Budaya di Jawa Timur.

Peserta FGD aktif berdialog, bertanya kepada narasumber

-----------------------------

“Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan peran pemerintah daerah dalam upaya pembinaan sejarah lokal dan pelestarian cagar budaya di Jawa Timur,” ujar Efie Widjajanti.

Selain itu membangun sinergitas antar instansi / lembaga dalam upaya pembinaan Sejarah Lokal dan pelestarian Cagar Budaya di Jawa Timur. Dan mensosialisasikan regulasi dan program terkait pembinaan Sejarah Lokal dan pelestarian Cagar Budaya.

Adapun narasumber Kegiatan FGD Sejarah Jawa Timur Tahun 2024, yaitu Prof. Dr. Haryono, M.MPd, Rektor Universitas Negeri Malang : Dinamika dan strategi pembinaan sejarah lokal di Jawa Timur.

Yudi Wahjudin, S.S., M.Hum, Direktur Pelindungan Kebudayaan Kemendikbud : Dinamika dan sinergitas dalam upaya pelindungan cagar budaya.

Kosasih Bismantara, Pokja Hukum dan Tata Laksana, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud : Sosialisasi Regulasi Penetapan dan Pemeringkatan Cagar Budaya : Permendikbudristekdikti nomor 23 tahun 2023.

Endah Budi Heryani SS MM , Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI : Sinergi program pembinaan sejarah dan pelestarian cagar budaya antara BPKW XI dengan Pemerintah Daerah di Jawa Timur.

Selain paparan dari narasumber, juga disampaikan paparan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim : Sinergi program pembinaan sejarah dan pelestarian cagar budaya antara Disbudpar Jatim dengan Pemerintah Daerah di Jawa Timur. Materi tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Cagar Budaya dan Sejarah.

Pada kegiatan ini juga diadakan diskusi dengan mengangkat berbagai dinamika terkait tema kegiatan yang ada di masing-masing kabupaten/ kota peserta FGD untuk kemudian dicarikan solusi dan penyelesaiannya melalui masukan dari para narasumber atau saran dari peserta kabupaten/ kota lain yang pernah menghadapi hal yang serupa. (yon)