JATIMPOS.CO//SURABAYA- Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023 di Tugu Pahlawan Surabaya dimeriahkan Tari Kolosal Laskar Nusantara. Besutan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim itu didukung 300 orang gabungan dari 8 kelompok/sanggar di Jawa Timur.

Mengusung tema : “Heroisme Rakyat Dalam Pertempuran 10 November yang Tersugesti dari Semangat Resolusi Jihad”. Ini merupakan bentuk karya pengembangan karya tari Panji Klaras Keboan Sikep, juara I Kompetisi Tari Tingkat Nasional Tahun 2005 di Gedung Kesenian Jakarta.

Ratusan undangan tampak kagum dengan penampilan atraksi tersebut. Tampak Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wagub Emil Elestianto Dardak, seluruh Forkopimda Jatim dan undangan lainnya menyaksikan aktraksi tersebut.

Plt Kadisbudpar Jatim Eddy Supriyanto menyatakan rasa rasa syukur tampilkan kolaborasi tari kolosal sebagai upaya pelestarian budaya Nusantara yang sarat dengan makna perjuangan.

Pada Tari Kolosal Laskar Nusantara tersebut digambarkan bahwa peristiwa 10 Nopember adalah representasi dari semangat kerakyatan dalam kebersamaan mempertahankan kemerdekaan bumi nusantara tanpa memandang perbedaan suku dan agama.

Semangat perjuangan dalam menegakkan kadaulatan negara itu karena seluruh rakyat Indonesia tidak mau terus terjajah, dan resolusi jihad menjadi picu api semangat perjuangan dengan semboyan merdeka atau mati.

Tarian ini dengan Sutradara: Arif Rofiq. Asisten Sutradara: Abing Santoso. Tim Kreatif : Sukatno, Nunung Puspaningtyas. Koreografer : Sri Mulyani. Penata Musik : Suparman, Subiyantoro.

Pendukung : 300 Orang Gabungan dari 8 Kelompok/Sanggar di Jawa Timur : Sanggar Mulyojoyo Enterprise, Sanggar Studio Tydif, Sanggar Lab Remo, Sanggar Kalimas, Sanggar Yuastina, Sanggar Putra Bima Respati, SMKN 12 Surabaya,Pasukan Marinir.

Spesifikasi alat musik : gamelan laras pelog, bonang babok, bonang penerus, demung 2 pcs, saron 2 pcs, peking, slenthem, gong kempul, kendang jatim dan kendang bem

Juga ada : siter, ketipung, dug-dug, terbang, 1 set drum, jimbe, saxophone, kluncing, vokal 4 orang. pemusik 20 orang, dan panggung gamelan ukuran 6 x 8 meter.

40 Penari Bentangkan Merah Putih
Pada tribun VIP, terdapat 40 penari membentangkan beberapa kain merah putih. Ini menunjukkan bahwa Indonesia telah merdeka dan merah putih telah menjadi semangat yang merasuk didada seluruh bangsa Indonesia, sementara para penjajah masih tidak rela Indonesia telah merdeka sehingga muncul ancaman untuk membumi hanguskan Surabaya.

40 Penari berkolaborasi bentangkan merah putih

-------------------------------

Disela-sela bentangan kain merah putih muncul para penari putri, kemudian bertukar posisi dengan 40 laskar santri, yang siap bela negara dengan menunjukkan kekuatan bela diri.

Artinya bahwa santri nusantara adalah santri merah putih sejati yang mengemban amanah resolusi jihad Fi-Sabbilillah. Semangat itu menyebar keseluruh pelosok sehingga semua masyarakat rela berkorban demi mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Kemudian bentangan kain merah putih silam, dan muncul komposisi penari putri pejuang dalam beberapa komposisi berkelompok.

Menunjukkan pertempuran 10 Nopember adalah representasi dari semangat rakyat dari berbagai pelosok yang datang ke Surabaya dengan keikhlasan untuk mendarmakan dirinya demi menegakkan kedaulatan bangsa dengan semboyan merdeka atau mati.

Dalam pertempuran itu ribuan pejuang gugur, dan sesuai dengan semangat resolusi jihad yang digaungkan oleh Hadratusyeh KH Hasyim Asyari, bahwa mereka yang gugur adalah para suhada’ yang mati sahid karena membela negaranya.

Akhirnya bendera merah putih dikibarkan dari 4 penjuru dibawa lari berputar oleh 40 penari sebagai ending, yang berarti perjuangan dan semangat yang membara dalam pertempuran di Surabaya, telah menyadarkan dunia bahwa Indonesia memang sudah merdeka walau harus ditebus dengan darah dan nyawa.

Merah putih tetap harus berkibar tidak hanya menjadi semangat didada bangsa Indonesia, tetapi harus berani untuk berkibar di suluruh dunia dengan segala prestasi untuk menjadi negara maju dan bermartabat.(zen)