JATIMPOS.CO//SIDOARJO- Berlangsung di Yussar Fishing And Playground Kalidawir, Sidoarjo, Sabtu (17/12/2022) digelar Wayang Kulit dengan lakon “Wahyu Kembar”. Adapun dalangnya adalah Ki Yohan Susilo, Cak Tawar Dan Cak Agus Kuprit.

Kegiatan Pemprov Jatim melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim ini menarik perhatian warga karena lakon, dalang serta lokasi yang menyenangkan.

Dari lakon diceritakan, keluarga pendhawa dirundung kesedihan yang sangat mendalam. Putra Tercinta Raden Abimanyu menderita sakit berkepanjangan.

Brahmana dan tabib dari pelosok negeri didatangkan untuk mengobati sakit Abimanyu. Akan tetapi Abimanyu tak kunjung sembuh. Kesedihan keluarga pandhawa semakin mendalam, setelah mendengar kabar Gathutkaca hilang dari Pringgondani.

Ditengah kesedihan keluarga pandhawa, Dewa Kahyangan Suralaya akan menganugerahkan wahyu kembar, yang satu wahyu senopati dan yang satu wahyu ratu.

Barang siapa mendapatkan wahyu senopati kelak akan menjadi panglima perang yang tangguh dalam perang baratayuda. Lalu barang siapa yang mendapatkan anugerahkan wahyu ratu, kelak anak cucunya akan menjadi raja di tanah Jawa.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Jatim DR Hudiyono M.Si menyatakan terimakasih Ki Yohan selaku dalang. “Ini adalah dalang lokal yang berprestasi dan harus kita dukung,” ujarnya.

Nantinya kata Hudiyono, harus kita kembangkan dalang lokal, sinden lokal, pengrawit lokal karena jumlahnya sangat banyak. Kalau desa ini tidak mempersiapkan, sungguh sangat eman, karena memang potensinya banyak dan bisa menjadi sumber pendapatan yang panjang.

Penyerahan gunungan wayang dari Kadisbudpar Jatim kepada dalang

--------------------------

Dikatakan, wayang kulit telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Unesco pada tahun 2008. Hal ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa dimana budaya yang kita miliki telah diakui secara internasional.

Namun begitu lanjutnya, tentu kita tidak bisa hanya puas dan berhenti begitu saja, justru dari penetapan itulah kita harus semakin gencar dan sungguh-sungguh dalam melestarikan wayang.

Apalagi sebagai bagian dari seni, wayang bukan sekedar tontonan, melainkan tuntunan yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Di era modern dengan gempuran banyaknya informasi yang sadar atau tidak masuk ke generasi muda, wayang dan nilai yang diajarkan tentu menjadi penting karena dapat menjadi pondasi dan filter untuk memilih dan memilah, mana yang sesuai dan mana yang tidak untuk kita terima.

“Globalisasi memang tidak selamanya buruk, namun tanpa pondasi dan filter kita akan terbawa arus yang lama kelamaan menggerus jati diri kita sebagai orang indonesia khususnya orang jawa,” ujarnya.

“Semoga melalui kegiatan apresiasi wayang kulit tahun 2022 dapat lebih menguatkan komitmen kita dalam mengawal pelindungan dan pengembangan budaya bangsa,” pungkasnya.

Sementara itu lokasi wayang kulit di Yussar Fishing And Playground merupakan tempat wisata indah bertema alam. Tempat ini adalah area wisata keluarga untuk refreshing . Pertama dikenalkan pada April 2021, tempat wisata dan rekreasi ini merupakan perpaduan antara tempat bermain anak, pemancingan, dan tempat untuk makan-makan.

Areanya terdiri dari beberapa petak tambak alias kolam ikan, tempat makan, restoran mini, wahana bermain, dan spot foto-foto.

Sekedar tahu saja, Yussar Fishing dinamai demikian – sesuai dengan nama orang yang menginisiasi tempat wisata ini. (iz)