JATIMPOS.CO//SURABAYA - Presiden Joko Widodo meresmikan Gedung Rumah Sakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Surabaya pada Jumat (6/9), didampingi oleh Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono.

Rumah sakit yang dibangun di atas lahan seluas 163.380 meter persegi ini bertujuan untuk menangani penyakit kanker, jantung, dan stroke, serta dilengkapi dengan fasilitas medis berstandar internasional, setara dengan rumah sakit di Asia.

RS Kemenkes Surabaya terdiri dari empat gedung yang berfungsi sebagai salah satu gedung medical center atau gedung utama serta tiga gedung pelayanan yang masing-masing disediakan untuk penanganan penyakit kanker, jantung dan stroke.

Tak hanya itu, rumah sakit ini juga menjadi RS pendidikan dan penelitian serta jejaring pengampu layanan otak, jantung dan kanker. Serta juga menjadi sistem jejaring layanan rujukan optimalisasi peran rumah sakit vertikal dalam upaya peningkatan akses dan kualitas layanan kanker, jantung dan otak.

Terlebih RS Kemenkes Surabaya memiliki konsep Smart Hospital dengan pengunaan teknologi dan alat penunjang yang lengkap dan canggih. ada pelayanan seperti mammography, CT scan 256, MRI 3T, PET-CT yang tidak kalah dengan fasilitas RS luar negeri.

Secara khusus Pj. Gubernur Adhy mengapresiasi sekaligus optimistis kehadiran rumah sakit ini akan meningkatkan layanan kesehatan khususnya untuk pengobatan penyakit kanker, jantung, dan juga stroke di Jatim.

"Kita optimis dengan adanya rumah sakit ini masyarakat akan semakin terlayani khususnya untuk pengobatan penyakit kanker, jantung dan juga stroke. Dengan standar pelayanan prima akan meningkatkan kesembuhan dan harapan kita bisa menurunkan angka kematian akibat tiga penyakit tersebut di Jawa Timur,” katanya.

Tak hanya itu, RS Kemenkes Surabaya, dikatakan Adhy juga akan bisa membantu rumah sakit di luar Surabaya maupun di luar Jawa Timur untuk menjadi lebih baik dalam penanganan penyakit kanker, jantung dan stroke.

"Upaya ini bisa mendorong program kesehatan nasional serta memberi banyak manfaat dan menjadi hub bagi masyarakat khususnya wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur," ucapnya.

Adhy berharap keberadaan RS Kemenkes di Surabaya menambah kualitas layanan yang berstandar internasional. Sehingga masyarakat Indonesia yang sering memilih berobat ke luar negeri dapat memilih RS Kemenkes Surabaya sebagai alternatif rumah sakit yang berkualitas.

"RS Kemenkes Surabaya menjadi rujukan layanan paripurna untuk penyakit stroke, jantung dan kanker," tuturnya.

Sebelumnya, saat meresmikan RS Kemenkes, Presiden Joko Widodo mengatakan, penyebab kematian sebagian masyarakat Indonesia memang dikarenakan penyakit serangan jantung, stroke dan kanker. Provinsi Jatim, kata Jokowi, menempati urutan ketiga setelah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

“Hati-hati mengenai ini sehingga pembangunan RS Kemenkes Surabaya sangat penting," ujarnya.

Hadirnya RS Kemenkes Surabaya pun membuat Jokowi optimistis mereka yang sakit pergi berobat ke Singapura, Malaysia, Jepang bahkan Amerika. Sebab, gedung dan fasilitas RS Kemenkes Surabaya seperti hotel bintang lima.

"Saya masuk RS Kemenkes seperti hotel bintang lima. Selain itu, kalau rumah sakit dan pelayanan baik akan mencegah kehilangan devisa kita kurang lebih Rp 180 triliun setiap tahunnya. Rp 180 triliun besar sekali," ungkapnya.

Disebutkan Jokowi, RS Kemenkes memiliki kapasitas 867 tempat tidur ruang rawat inap, 59 tempat tidur HCU / intermediate care, 95 tempat tidur ICU/PICU/ICVCU/PACU, 16 ruang operasi dan 20 unit kemoterapi.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan anggaran gedung RS Kemenkes senilai Rp1,6 triliun, sedangkan peralatan rumah sakit dibelanjakan dengan anggaran Rp 386 miliar rupiah serta anggaran untuk SDM Rp50 miliyar.

"Saya kira tidak ada masalah pemerintah mengeluarkan anggaran yang begitu besar asalkan pelayanan kepada masyarakat semakin baik," ungkapnya.

Termasuk, kata Jokowi, fasilitas ruangan dan tempat tidur rumah sakit semakin baik serta penerangan lampu di rumah sakit terang. Karena beberapa kali meninjau rumah sakit di sebagian daerah di Indonesia, kondisi rumah sakit gelap.

"Gelap, tidak seperti yang saya lihat di sini terang benderang. Itu yang kita inginkan agar para pasien cepat sembuh dan pelayanan terhadap masyarakat semakin baik," pungkasnya.

Sebagai informasi, alasan RS Kemenkes didirikan di Kota Surabaya karena memiliki aksesibilitas dari berbagi daerah di Indonesia. Pertimbangan lainnya, rute penerbangan cukup banyak termasuk jalur internasional ke Asia, Eropa, Amerika dan Australia.

Dengan kemudahan ini diharapkan RS Kemenkes mengurangi beban antrian layanan jantung, kanker, stroke di wilayah Jawa sekaligus memperluas jangkauan layanan kesehatan skala Nusantara dan menjadi rujukan wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Selain itu, digitalisasi sistem pelayanan kesehatan juga telah diterapkan di rumah saki ini. Sehingga hemat energi, ramah lingkungan serta mengutamakan kebutuhan pasien dan memprioritaskan keselamatan pasien. (zen/rl)