JATIMPOS.CO/KAB. JEMBER - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan pentingnya percepatan penurunan angka kemiskinan di Jember dalam acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Bupati dan Wakil Bupati Jember periode 2025-2030 di DPRD Jember, Kamis (06/03/2025).
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jawa Timur, angka kemiskinan di Jember mencapai 9,01 persen atau sekitar 224.770 jiwa. Angka ini menempatkan Jember sebagai daerah dengan jumlah penduduk miskin tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Malang.
"Dengan visi misi bupati Jember yang sudah disampaikan, ingin membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih maju," ujar Khofifah.
"Maka dalam mencapai daerah berkemajuan ini ada banyak indikator yang harus dicapai, mulai dari IPM minimal di angka 85, economic growth minimal di angka 9 dan angka kemiskinan maksimal 2 persen," imbuhnya.
Khofifah mengatakan, jika target berkemajuan ini harus menjadi target bersama baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten/Kota.
"Bila dilihat visi misi peningkatan SDM ini, masuk dan sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo ke 4 maka diimplementasikannya melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG)," tuturnya.
"Sebab, program MBG ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat bukan hanya anak-anak tetapi juga para lansia dan ibu hamil," ungkapnya.
Selain itu, Khofifah menerangkan bila program MBG di Jember ini bisa menyiapkan 500 dapur sehat maka pertumbuhan ekonominya bisa meningkat.
"Kalau dengan jumlah penduduk yang besar ada 500 dapur sehat, maka kira-kira kebutuhan anggarannya Rp750 miliar dan jika ini berputar di Jember bisa mendongkrak kesejahteraan di Jember," ucapnya.
"Sehingga perputaran ekonomi, penyerapan tenaga kerja bisa meningkat dan mengurangi angka kemiskinan serta pengangguran," tutupnya.
Sementara itu, Bupati Jember, Muhammad Fawait, menyatakan bahwa pihaknya sudah mulai bergerak setelah pelantikan, termasuk fokus pada perbaikan birokrasi.
"Saya pikir setelah pelantikan kita sudah sama-sama bergerak ke bawah. Saya fokus ke perbaikan dan penataan birokrasi. Pak Joko bahkan sudah turun ke pasar-pasar," kata Gus Fawait.
"Maka kami akan memastikan itu dulu, baru setelah itu kita akan membahas masalah APBD tahun 2025 atau APBD tahun 2025," imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Jember siap mendukung penuh program MBG, termasuk dalam penganggaran melalui APBD tahun ini.
"Tegak lurus Mengikuti dan kami insya Allah pemkab dalam anggaran di ABPD juga akan ikut serta mensukseskan program MBG, karena MBG ini bukan cuma hanya program pusat," ulasnya.
Menanggapi pertanyaan soal anggaran, Gus Fawait menegaskan bahwa MBG berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jember.
"Tidak semua dari pemerintah pusat, kalaupun kita ikut serta membangun dapur, itu justru menambah potensi PAD kita, karena itu akan disewa oleh Badan Gizi Nasional (BGN)," tutupnya. (Ari)