JATIMPOS.CO/JEMBER - Pasca dilantik di Istana Negara oleh Presiden Prabowo Subianto, 20 Februari lalu. Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Jember Muhammad Fawait - Djoko Susanto melakukan beberapa gebrakan. Meski, Bupati Muhammad Fawait langsung mengikuti kegiatan retret di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Namun roda pemerintahan dijalankan oleh Wakil Bupati Jember Djoko Susanto.

Sambil menunggu agenda mengikuti retret di Magelang, Wabup Djoko langsung tancap gas mengunjungi beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan sejumlah mitra strategis di Kabupaten Jember.

Tanggal 23 Februari 2025, Pak Djos sapaan akrab Wakil Bupati Djoko Susanto menghadiri dua agenda penting, diantaranya yang pertama, Wabup Djoko memimpin Apel Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Universitas Jember. 

Ia mengapresiasi inisiatif dan mendorong partisipasi berbagai pihak pada isu-isi global, terutama soal lingkungan. Kemudian, menghadiri Bimbingan Teknis Pengurus Takmir Masjid yang digelar oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Aula Universitas Dokter Soebandi. 

Dirinya memberikan arahan tentang pentingnya pendekatan baru dalam tata kelola Masjid. Pasalnya, selain fungsi ritual, masjid memiliki fungsi sosio-ekonomi yang harus dioptimalkan. 

Selanjutnya, Tanggal 24 Februari 2025 Wabup mengawali kunjungan kerja di Kantor Perum BULOG Jember. Didampingi Kadis Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, serta Kepala Dinas Ketahanan Pangan Peternakan.

Hal ini dilakukan untuk mengecek stok pangan, terutama menjelang Ramadhan, sekaligus memastikan ketersediaan dan keterjangkauan bahan pokok bagi masyarakat.

“Kita ingin pastikan pangan tidak hanya cukup, tetapi juga terjangkau. Ramadhan ini kebutuhan pasti naik, dan pemerintah harus hadir untuk menjamin masyarakat tidak kesulitan,” ungkap Pak Djos.

Wakil Bupati Jember Djoko Susanto

Ia mengingatkan, bahwa ketahanan pangan melalui swasembada pangan ini adalah implementasi kebijakan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. 

“Khususnya bagi mafia harga gabah kering. Jangan main main. Kami pastikan kesejahteraan petani dengan menetapkan harga gabah kering sesuai patokan nasional, yakni Rp 6.500/kg, agar petani mendapatkan keuntungan yang layak dan berkelanjutan,” tegas Djoko.

“Jember merupakan salah satu daerah penghasil padi terbesar di jawa timur, dan menjadi pilar nasional. Petaninya wajib Sejahtera dong," sambungnya.

Kemudian setelah dari BULOG, Wabup Djoko mengawali kerjanya dengan  mendatangi Kantor Bappeda, Inspektorat dan Diskominfo.

Bahkan, sebelum memasuki ruang kerja Wakil Bupati, Pak Djos menunjukkan komitmen Pemkab dalam memperbaiki tata kelola pemerintahan. Dan memastikan bahwa proses perencanaan yang dilakukan Bappeda adalah berbasis data dan bisa berdampak nyata.

“Kita nggak mau hanya fokus ke output. Harus ada impact. Kalau program dibelanjakan tanpa pengukuran dampak, artinya ada yang salah. Semua harus terukur dan terencana,” ujar Wabub Djoko Susanto.

Untuk memperketat pengawasan, Djoko juga menyambangi Inspektorat, memastikan pengelolaan APBD berjalan transparan, akuntabel, dan sesuai regulasi. 

Diskominfo kata Wabup juga harus dilibatkan untuk mengoptimalkan keterbukaan informasi publik, dan memperkuat partisipasi masyarakat dalam mengawasi jalannya pemerintahan.

Tanggal 25 Februari, Wabup Djoko Susanto berkunjung ke kampus pendidikan ternama, yaitu Politeknik Negeri Jember dan Universitas Jember, yang merupakan ikon pendidikan di Kabupaten Jember.

Kunjungan Wakil Bupati Jember Djoko Susanto ke beberapa OPD dan Mitra Pemkab Jember

Wabup berharap sinergi dengan perguruan tinggi sebagai mitra strategis ini, selain dalam mencetak SDM unggul juga mampu menggerakkan ekonomi daerah.

“Bayangkan puluhan ribu mahasiswa di Jember, kalau tiap bulan mereka menerima kiriman dua juta rupiah dari orang tua, berapa ratus miliar yang berputar di sini? Ini potensi besar yang harus dikelola dengan baik,” jelas Wabup Djoko.

Pemerintah berencana memperbaiki infrastruktur lingkungan kampus agar selain menjadi pusat pendidikan juga destinasi mahasiswa dari seluruh penjuru negeri ini.

Setelah dari Polije dan UNEJ, Pak Djos juga mendatangi Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Unit Pemadam Kebakaran. Wabup mengecek kesiapan menghadapi bencana, mengingat Kabupaten Jember masuk zona merah bencana longsor, angin kencang dan banjir bandang. Bahkan ada insiden angin kencang yang merobohkan puluhan rumah beberapa waktu lalu.

“Kesejahteraan itu tidak hanya soal pangan, tapi juga keselamatan. Kalau pangan aman tapi warga terancam bahaya, upaya kita akan sia-sia,” ungkap Djoko.

“Koordinatif lintas instansi ini, nyata hasilnya. Sebelum saya berangkat retret, saya ke BPBD memastikan kesiapsiagaan dan mitigasi kebencanaan di Jember. Alhamdulillah, teman-teman BPBD sangat sigap dalam menangani bencana angin puting beliung yang menerjang desa Suka Makmur dan menyebabkan kerusakan pada 91 rumah,” tambahnya menjelaskan.

Kerja nyata Wabup Djoko selanjutnya ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) bertemu dengan Dewan Wakaf dan para Pimpinan Ormas keagamaan.

Dari pertemuan itu, akhirnya terbentuk tim percepatan penyelesaiaan pengurusan ribuan sertifikat tanah wakaf yang dimohonkan masyarakat Jember.

Wabup berharap layanan sertifikat tanah wakaf ini bisa tuntas selama tahun 2025 ini. Djoko memastikan bahwa pengurusan sertifikat wakaf ini gratis tanpa pungutan apapun.

Kunjungan Wakil Bupati Jember Djoko Susanto ke beberapa OPD dan Mitra Pemkab Jember

Dihari terakhir sebelum berangkat mengikuti kegiatan retret di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Wabup Djoko mengunjungi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Memastikan profesional Dinas Perizinan dalam menangani perizinan bagi masyarakat.

“Ini memastikan profesional perizinan, khususnya dengan investasi. Sebab untuk membangun Jember, tidak cukup dengan APBD saja, harus ada pihak swasta,” ulas Pak Djos.

Dari 6 OPD dan 6 lembaga mitra oleh Wakil Bupati Jember, fokus utamanya adalah penguatan koordinasi lintas instansi, ketahanan pangan, keselamatan warga, hingga tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan transparan.

Hal ini sejalan dengan kebijakan Presiden RI Prabowo Subianto yang menekankan manajemen pengelolaan kebijakan pemerintahan yang terprogram dan terencana dengan baik.

“Fungsi kami ke dinas-dinas ini adalah memantapkan diri dalam koordinatif pelayanan untuk kesejahteraan di semua sendi kehidupan masyarakat Kabupaten Jember,” tegas Wabup Djoko Susanto.

Kunjungan ini ditekankan untuk memastikan kesiapsiagaan pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik yang sesuai dengan program yang telah direncanakan. 

Lebih dari itu, hasil dari program tersebut harus terukur secara nyata dan dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dengan langkah strategis ini, Pemerintah Kabupaten Jember menargetkan pembangunan daerah yang berkelanjutan :

  • Ketahanan pangan yang terjamin, mendukung swasembada nasional
  • Harga gabah sesuai standar nasional untuk kesejahteraan petani
  • Keselamatan warga sebagai prioritas
  • Perencanaan berbasis data dan dampak nyata
  • Pengawasan ketat dan transparansi publik
  • Memperkuat peran strategis pendidikan tinggi sebagai icon dan penggerak ekonomi lokal.
  • Mendorong keterlibatan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan melalui kemudahan dan Perizinan investasi demi membantu APBD.


“Jika semua elemen ini berjalan seirama, saya optimistis Jember bisa jadi model kabupaten yang mandiri, berdaya, dan menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utamanya," tutup Wakil Bupati Jember Djoko Susanto. (Ari)