JATIMPOS.CO/PAMEKASAN - Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Achsanul Qosasi mendukung misi Badan Silaturrahmi Ulama' Pesantren Madura (Bassra).

Dukungan itu disampaikan pada saat acara silaturahmi dan halal bihalal ulama dan tokoh Madura, di Gedung Utama P4TM, Jalan Raya Pasar Blumbungan, Larangan, Pamekasan, Sabtu (27/5/2023).

"Saya sangat mendukung misi Bassra dengan membangun Madura bukan membangun di Madura," kata anggota BPK RI Achsanul Qosasi.

Selain itu, Achsanul sapaan akrabnya, juga mengapresiasi soal keberadaan Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau se-Madura (P4TM) yang telah dideklarasikan oleh Bassra pada tahun lalu.

Pasalnya, P4TM yang dinahkodai oleh Khairul Umam atau yang akrab disapa H. Her, mampu mensejahterakan masyarakat Madura, terutama petani dan pedagang tembakau.

Achsanul menjelaskan, bahwa data di Kemenaker hampir setiap tahun ada 20 ribu orang madura memilih menjadi TKI ke luar negeri.

"Karena memang negara belum bisa memberikan pekerjaan yang layak kepada rakyat. Sehingga rakyat pergi sendiri ke Mekkah, Arab Saudi, Malaysia, bahkan ada yang ke Hongkong dan negara luar lainnya," paparnya.

Saat ini, lanjut dia, faktanya jumlah tersebut turun begitu drastis, bahkan hampir 40 persen. Jika dianalisa, mungkin ada industri yang sudah bergeliat di Madura. Tapi bisa saja ini bagian dari hadirnya P4TM.

"Mengkreet itu semua menjadi sebuah bagian dari pekerjaan yang mengahdirkan kelayakan hidup dan penghidupan mereka," imbuhnya.

Terpisah, Ketua Panitia Silaturahmi dan Halal Bihalal Ulama dan Tokoh Madura Khairul Umam yang juga merupakan Ketua P4TM mengajak para pengusaha tembakau dan Ulama Madura bersinergi untuk mengangkat derajat petani tembakau melalui P4TM, bahkan tahun lalu, 2022, harga tembakau di Madura dinilai tinggi.

"Saya bersyukur tahun lalu, harga tembakau bagus, dan petani senang, itu semua berkat komitmen pengusaha dan ulama Madura," ucapnya.

Agar harga tembakau tetap stabil dan mahal, lanjut H. Her, yaitu ada dua solusi. Pertama, harus ada ketegasan dari pemerintah.

"Kedua, pengusaha lokal mengumpulkan uang sebanyak mungkin untuk membeli tembakau Madura," pungkasnya.

Untuk diketahui; Bassra adalah perkumpulan ulama pertama di Madura yang lahir pada era tahun 90an oleh para ulama pesantren karimatik di zamannya. Dengan memiliki misi 'Membangun Madura bukan Membangun di Madura".

Berikut kepengurusan inti Bassra. Koordinator Bassra Pamekasan: KH. Muhammad Rofii Baidhowi (Koordinator pusat), KH. Mudatssir Badruddin. Sedangkan Koordinator Bassra Bangkalan yaitu KH. Syafi’ Rofii (Sekjend), KH. Makki Nasir dan KH. Imam Bukhori.

Koordinator Bassra Sumenep yaitu KH. Ahmad Fauzi Tidjani dan KH. M Sholahuddin Abd Waris, sedangkan Koordinator Bassra Sampang yaitu KH. Mahrus Malik dan KH. Syafi’ Wahid. (did)