JATIMPOS.CO/TULUNGAGUNG – Adanya pandemi menjadi kekhawatiran atau rasa was-was masyarakat untuk berobat. pihak RSUD dr Iskak Tulungagung mengaku, sebelum pandemi, rata-rata jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap mencapai 700 orang pasien setiap harinya. Namun pada awal pandemi jumlah tersebut mengalami penurunan signifikan.


Direktur RSUD Dr Iskak Tulungagung, Supriyanto mengatakan, selain adanya perubahan atau regulasi dan implementasi home care, penurunan drastis ini mungkin dipengaruhi juga oleh ketakutan pasien untuk berobat.

Terlebih setelah lebih kurang 100 bed atau tempat tidur pasien di rumah sakit plat merah tersebut dialih-fungsikan menjadi tempat perawatan ruang isolasi untuk penderita dan suspek Covid-19.

"Namun kini lonjakan pasien di RSUD dr Iskak Tulungagung mulai terlihat," kata Supriyanto, di halaman kantor Direktur RSUD Dr Iskak Tulungagung, belum lama ini.
Lanjut dikatakan, jumlah kunjungan pasien saat ini sudah mencapi 70% dari angka normal sebelum pandemi.

"Kondisi sekarang merupakan gambaran yang bagus tentang paradigma masyarakat di lingkup Kabupaten Tulungagung yang mulai yakin dan percaya bahwa rumah sakit bukan klaster penyebaran covid-19. sebaliknya, bahwa rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya itu tempat untuk menyembuhkan," terangnya.

Kesadaran masyarakat ini juga meminimalkan potensi terjadinya peningkatan penyakit lain. Supriyanto menjelaskan adanya potensi kematian yang lebih tinggi karena pasien dengan penyakit kronis, imbasnya enggan berobat ke rumah sakit dengan alasan takut tertular covid-19.

Pada kesempatan yang sama, Humas RSUD dr Iskak Tulungagung, Mohammad Rifai mengatakan, tidak hanya di layanan poli-poli saja, peningkatan pasien juga terjadi di layanan rawat inap. “Jangan khawatir bed kita masih cukup untuk melayani pasien,” tuturnya.

Direktur serta humas RSUD Dr Iskak sangat berterima kasih untuk semua termasuk awak media yang telah mengabarkan secara langsung lisan maupun tulisan untuk kondisi rumah sakit sekarang. (san)