JATIMPOS.CO/TULUNGAGUNG - Dampak pandemi Covid-19 juga menghantam sektor pertanian, terutama pengaruh ancaman krisis pangan. Maka dari itu, penting sekali setiap daerah untuk menjaga ketersedian pangan untuk mencukupi kebutuhan rakyat.


Salah satunya Kabupaten Tulungagung, yang merupakan salah satu dari lima kabupaten yang menjadi andalan lumbung pangan Provinsi Jawa Timur (Jatim) untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berkesempatan meninjau stok gabah dan beras untuk melihat kegiatan percepatan tanam padi di Tulungagung, awal Juni 2020 lalu. Hal ini untuk memastikan ketersedian pangan di Jatim tercukupi.

Kegiatan tersebut juga dihadiri Bupati Tulungagung, Kapolres Tulungagung, Dandim 0807 Tulungagung, serta kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung.

Dalam kesempatan itu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, seperti yang disampaikan oleh Food and Agriculture Organization (FAO), dengan adanya pandemi Covid-19, dunia akan mengalami krisis pangan. Maka dari itu, gerakan percepatan pangan ini merupakan momentum untuk kembali memperkuat kemandirian pangan.
Hal ini merupakan sebagai wujud antisipasi dari dampak Covid-19 agar ketersedian pangan tetap terjaga. “Percepatan tanam ini sudah dilakukan oleh lima kabupaten di Jatim, salah satunya Kabupaten Tulungagung, tuturnya.

Ada dua tantangan dalam masa tanam kali ini, yakni pandemi Covid-19 dan prediksi musim kekeringan. Namun dengan kerja keras, terpadu, gotong royong, dan semangat pantang menyerah, tentu kita bisa menghadapi tantangan ini.

Strategi Jatim untuk menghadapi tantangan ini adalah dengan memaksimalkan potensi lahan pertanian di seluruh Jatim dengan gerakan percepatan tanam padi. Mengingat hingga Juni, Jatim memiliki kontribusi beras terhadap nasional sebesar 17,55 persen dan menyokong kebutuhan beras di 16 provinsi lain.

“Selain menjaga ketahanan pangan Jatim, juga ketahanan pangan nasional. Hampir 80 persen padi disuplai dari Jatim," jelasnya.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menambahkan, Tulungagung memiliki luas tanam 45.850 hektare (ha). Bulan Juni, target tanam seluas 3.390 ha. Kali ini di lokasi tanam tepatnya di Desa Bangunjaya, Kecamatan Pakel, memiliki sasaran tanam seluas 973 ha. Dengan menggunakan padi varietas Inpari 42, Inpari 16, dan Logawa. “Para petani menggunakan irigasi teknis dan dalam musim kemarau ini diperkirakan air masih tercukupi, tambahnya.

Setelah melakukan percepatan tanam padi, Khofifah juga melakukan pemantauan stok dipenggilingan padi milik UB Semoga Jaya, yang telah memiliki fasilitas mesin pengering dan penggilingan padi. Berdasarkan pantauan yang dilakukan, stok gabah dan beras saat ini masih tercukupi. “Dengan adanya panen bulan ini dan percepatan tanam, diharapkan stok pangan di Tulungagung dan Jatim tercukupi dan bisa surplus, pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengatakan, meski di Tulungagung ada sebagian wilayah yang mengalami gangguan hama tikus dan wereng, tidak berpengaruh signifikan. Mengingat, secara keseluruhan masih sesuai yang ditargetkan. Karena dengan kerja sama dan kerja keras, Tulungagung masih bisa menjadi penyangga pangan di Jatim. “Semoga Tulungagung akan tetap menjadi kabupaten penyangga pangan di Jatim, paparnya.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung Suprapti. Menurut dia, setiap tahunnya Tulungagung bisa surplus 77.306 ton. Hingga kini Tulungagung sudah melakukan panen dua kali dengan hasil yang memuaskan. Jadi sangat dimungkinkan kondisi saat ini bisa melakukan tanam tiga kali. “Sebenarnya saat ini kondisinya masih musim kemarau, tapi kemarau basah. Jadi masih memungkinkan untuk melakukan tanam lagi, ungkapnya.

Perempuan berkerudung itu menambahkan, pada periode Oktober-Maret lalu, ditargetkan luas tanam 26.100 ha, realisasi luas tanamnya mencapai 27.532 ha. Selanjutnya, untuk target luas tanam pada periode Agustus-September 2020 seluas 20.298 ha, realisasi hingga Mei sudah mencapai 7.686 ha. “Jadi untuk potensi ketersediaan pangan di Januari-Mei 2020, yakni luas panen padi 22.474 ha dengan total produksi 76.335 ton, setara dengan beras 43.86 dan surplus 2.856 ton,” tambahnya.

Selain itu, Suprapti juga menjelaskan, meski di tengah-tengah pandemi Covid-19, pihaknya siap dan mendukung penuh untuk menyiapkan kebutuhan pangan di Tulungagung dan Jatim. “Kami akan melakukan kontrol dan pemantauan untuk tetap bisa menjaga ketersediaan pangan," pungkasnya. (san)