JATIMPOS.CO/KOTA KEDIRI - Pembatasan jarak atau physical distancing menjadi kunci dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19. Dalam segala aktivitas yang melibatkan interaksi antar manusia harus menjaga jarak aman, yakni lebih dari 1,5 meter. Hal itu dilakukan untuk menghindari resiko tertularnya virus corona.
Demikian pula dalam pelaksanaan jumpa pers. Pada situasi normal biasanya jumpa pers dilakukan secara langsung antara narasumber dengan awak media. Namun dengan mewabahnya Covid-19 ini, jumpa pers dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yakni video conference.
Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar melakukan video conference bersama awak media Kota Kediri di command centre, Senin (30/3). Pada video conference ini Walikota Kediri menyampaikan mengenai perkembangan Covid-19 di Kota Kediri.
Wali Kota Kediri menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini orang sehat dalam resiko (ODR) di Kota Kediri berjumlah 279. Dimana terdapat kenaikan 40 dari hari sebelumnya yang berjumlah 239. Untuk orang dalam pemantauan (ODP) di Kota Kediri ada 76. Serta untuk pasien dalam pemantauan (PDP) berjumlah 1 dan yang terkonfirmasi positif berjumlah 1. "Jadi perkembangannya adalah itu," ujarnya.
Sementara pada kasus yang terkonfirmasi positif, Pemerintah Kota Kediri telah melakukan karantina wilayah di lingkungan tempat tinggalnya yakni di Perumahan Permata Jingga. Selain itu juga telah dilakukan penyemprotan desinfektan, tracing, pembagian bahan pokok makanan bagi yang terdampak serta edukasi. "Ini aturan dari Bapak Presiden untuk karantina wilayah. Dan Alhamdulillah masyarakat disana sudah paham dan benar-benar membantu tim yang ada di lapangan," jelasnya.
Kepada awak media, Walikota Kediri mengajak agar bersama-sama dengan Pemerintah Kota Kediri untuk memberikan edukasi kepada masyarakat melalui berita yang dibuat. Agar nantinya masyarakat semakin memahami apa saja yang harus dilakukan dalam memutus penyebaran virus corona. "Ini adalah masalah serius dan obatnya pun belum ada. Tolong saya dibantu untuk mengedukasi masyarakat dan menangkal berita hoax. Jadi agar semuanya nggak ditelan mentah-mentah," pungkasnya.
Usai menyampaikan beberapa hal tersebut, Walikota Kediri juga membuka pertanyaan bagi awak media. Berbagai pertanyaan dan masukan pun diterima oleh Walikota Kediri pada video conference ini.
Seperti Hari, yang mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Kediri yang melakukan karantina wilayah. Ia juga menanyakan ada berapa kepala keluarga (KK) yang terdampak karantina wilayah, apa saja evaluasi dari pemberian paket sembako hari ini dan apa saja yang dilakukan warga selama masa karantina. Kemudian apakah Kota Kediri akan mengambil kebijakan seperti Kabupaten Trenggalek yang membatasi akses masuk wilayah Trenggalek dan menjadi hanya 3 jalur serta adanya pengetatan.
Menanggapi hal tersebut, Wali kota Kediri mengungkapkan bahwa terdapat 125 KK yang terdampak. Untuk pembagian paket sembako akan terus dilakukan evaluasi dan menghitung gizinya agar dapat mempertahankan imun tubuh. Paketnya ada beras premium, telur, kecap, minyak goreng dan buah. "Mereka mengisolasi diri dan mereka ada sistem kurir. Seperti sampah diambil 3 hari sekali kalau mereka ingin membeli gas atau makanan tambahan mereka pakai kurir. Pemberiannya pun tadi juga diletakkan. Tidak sampai bersentuhan," ujarnya.
Sementara untuk pembatasan akses, Pemerintah Kota Kediri belum mengambil langkah tersebut. Dikhawatirkan bila dilakukan lockdown ketersediaan bahan pokok, energi, dan lainnya akan terganggu. "Kita hanya bisa melakukan karantina wilayah paling tinggi kecamatan. Dengan catatan kita tidak boleh menutup jalan-jalan utama karena itu jalur distribusi ke daerah-daerah lain. Yang kita tekankan masyarakat tetap berada di rumah saja. Jadi tidak ada transmisi lokal," ujarnya.
Terakhir, Wali Kota Kediri mengucapkan terima kasih kepada seluruh awak media dan saling mendoakan. "Saya doakan teman-teman selalu sehat dan keep distancing . Saya tahu teman-teman wartawan ini juga garda terdepan masih sering ke lapangan tolong jaga diri. Pakai masker kalau kehabisan pakai masker kain. Saya harap kalau bisa jangan pakai masker medis. Biar digunakan paramedis yang berjuang," ungkapnya. (Her/Hms)