JATIMPOS.CO/BOJONEGORO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus mengembangkan strategi pengendalian hama tikus sawah melalui pemanfaatan burung hantu (Tyto alba) sebagai predator alami.

Melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Pemkab meresmikan program Pengendalian Tikus dengan Pemasangan Rumah Burung Hantu (Rubuha) dan Pelepasan Burung Hantu. Kegiatan ini berlangsung di Balai Desa Nguken, Kecamatan Padangan, Rabu (30/7/2025).

Program Rubuha merupakan inisiatif Bupati Setyo Wahono sebagai bagian dari upaya menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Mengingat mayoritas dari 1.363.000 penduduk Bojonegoro bekerja di sektor pertanian, berbagai persoalan seperti irigasi, pupuk, harga panen, hingga serangan hama, termasuk tikus, mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.

Wakil Bupati Nurul Azizah menyampaikan bahwa Pemkab telah menyusun tiga fokus program untuk tahun 2026.

“Yang pertama pertanian, kesehatan dan pengembangan wilayah,” jelasnya.

Ia juga menyinggung kebiasaan lama membasmi tikus menggunakan setrum listrik yang membahayakan. Kini, pengendalian dilakukan secara alami melalui burung hantu.

“Jika berhasil maka program ini akan diterapkan di seluruh petani Bojonegoro,” ujarnya.

“Kita doakan bersama, program Bapak Bupati ini sangat baik. Berkeinginan untuk memberikan kesejahteraan, tugas saya mendampingi beliau,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Asri Dharma Sejahtera (ADS), Mohammad Kundori, mengatakan bahwa pihaknya sebagai BUMD mendapat mandat dari Pemkab untuk mendukung ketahanan pangan.

Plt Kepala DKPP, Zaenal Fanani, menjelaskan bahwa anggaran untuk pemasangan rumah dan pelepasan burung hantu bersumber dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT ADS.

“Kami berharap lebih banyak lagi CSR yang digelontorkan untuk akses air dan akses bibit yang sangat produktif,” tuturnya.

Plt Kepala DKPP, Zaenal Fanani, menjelaskan bahwa anggaran untuk pemasangan rumah dan pelepasan burung hantu bersumber dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT ADS.

“Hal tersebut dilakukan karena pada masa tanam kedua ancaman kita adalah hama kalau musim hujan ancamanya adalah penyakit, dan hama tertinggi kita adalah tikus, jadi kita akan selalu mendukung petani,” pungkasnya. (Nrto)