JATIMPOS.CO/BOJONEGORO - Pagi ini Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah memimpin rapat koordinasi terkait ancaman keberadaan Virus Covid-19 yang bisa membahayakan masyarakat Bumi Angkling Dharmo di Ruang Angling Dharma gedung Pemkab Bojonegoro. Dalam rapat ini dihadiri oleh Kapolres Bojonegoro, Dandim 0813 Bojonegoro, Ketua DPRD Bojonegoro, Kepala Kejaksaan Negeri Bojonegoro, Sekretaris Daerah serta beberapa OPD dan Camat beserta jajarannya, Minggu, (13/03/2020)

“Rapat Koordinasi ini bertujuan untuk secepatnya kedepan dapat dilakukan sosialisasi pelaksanaan preverentif penyebaran virus Covid-19, penanganan dengan penyiapan sarana dan prasarana dan Lock Down agar masyarakat mengerti atau mengenal virus Covid-19, cara pencegahan dan penanganannya,” ujar Bupati Anna.

Dia sedikit mengatakan kalau virus Covid-19 atau Virus Corona merupakan penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang bisa berakibat fatal. Penyakit infeksi ini berasal dari Wuhan, Tiongkok (Cina). Virus ini ditandai dengan Demam mencapai 38 derajat Celsius, Batuk, Pilek, Sakit tenggerokan, Lemah Lesu dan Sesak Nafas.

Sekedar diketahui bahwa berdasarkan informasi di media-media pertanggal 14 Maret 2020 lalu, di Indonesia dari jumlah yang diperiksa 1.013 orang, 96 orang positif terdeteksi Covid-19 dan 917 orang negatif Covid-19. Dari 96 kasus positif Covid-19 terdapat 5 pasien yang meninggal dan 8 pasien yang sembuh.

Sementara itu, di Jawa Timur pertanggal 13 Maret 2020 belum ada kasus konfirmasi Covid-19 dari 18 orang yang diperiksa. Sebanyak 14 dari orang dinyatakan Negatif Covid-19, dan 4 orang telah dilakukan pengambilan spesimen. Sebanyak 10 dari 18 orang yang diperiksa adalah dalam pemantauan (ODP), sedangkan 8 orang lainnya merupakan pasien dalam pengawan (PDP).

“Selanjutnya untuk di Kabupaten Bojonegoro sampai dengan tanggal 13 Maret 2020 tidak ditemukan kasus suspek atau konfirmasi Covid-19,” ungkapnya ke jatimpos.co.

Menurut data kedatangan warga Bojonegoro dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang merupakan rekap data dari Health Alert Card KPP, ada 58 orang yang telah terdata dengan rincian sebagai berikut : 23 orang sudah selesai dilakukan pemantauan selama 14 hari, 18 orang masih dalam pemantauan, yang sudah kembali ke Malaysia 7 orang, yang sudah kembali ke daerah asal luar Bojonegoro 5 orang, 1 orang belum ditemukan alamat jelasnya, 3 orang dideportasi, dan 1 orang yang dirawat dengan kondisi khusus akibat penyakit paru dan bukan suspek Covid-19.

Dalam hal ini upaya Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan Bojonegoro telah melakukan, anatara lain : Pertama, menyebarkan informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait Novel Coronavirus (Covid-19) melalui Puskesmas, siaran radio dan media masa. Selanjutnya untuk disiapkan bahwa RSUD Dr. R. Sosodoro Sjatikoesoemo telah menjadi Rumah Sakit Rujukan Coronavirus (Covid-19) dan yang ketiga uapaya Pemkab dan instansi terkait akan melakukan pertemuan program surveilans (disampaikan pencegahan dan penanggulangan Covid-19) dan tatalaksana PD3I bagi petugas Puskesmas dan Rumah Sakit se-Kabupaten Bojonegoro.

Kemudian yang keempat Pemkab telah mengusulkan 2 RSUD tambahan sebagai backup. Langkah selanjutnya Pemkab Bojonegoro akan selalu melakukann koordinasi dengan Polres, Kodim 0813 serta Kantor Imigrasi Bojonegoro terkait pelacakan kepulangan warga Bojonegoro dari Negara terjangkit Covid-19, dan melakukan pemantauan kepada warga Bojonegoro yang datang dari Negara terjangkit Covid-19 selama 14 hari.

“Sangatlah perlu untuk dilakukan Skrining kepada warga yang baru dating dari luar kota di Poskes Stasiun dan Terminal Bojonegoro dengan mengisi kartu kewaspadaan Covid-19,” papar Anna.

Bupati wanita pertama Bojonegoro ini juga telah membuka pusat Informasi Covid-19 di call center 08113251666. Dan yang terakhir hasil dalam rapat ini telah mengupayakan penerapan protokol pencegahan Covid-19 di Transportasi dan Area Publik, untuk penyelanggaraan acara skala besar, di pasar, pedagang kaki lima dan restoran, area institusi pendidikan, komunikasi publik.

Kata Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah dalam rapat tersebut mengatakan,”bahwa kita tetap harus menggunakan protokol dari pemerintah pusat tentang pencegahan dan penanganan Covid-19. Pada sosialisasi ini terdapat materi pencegahan, penanganan, di fase Lock Down ini berharap tidak terjadi karena lebih baik melakukan pencegahan,” ulasnya lagi.

Bupati juga memberi himbauan kepada semua kepala Kantor Pemerintahan, Kantor Pelayanan, tempat perdagangan harus ada Hand Sanitiezer atau Cuci Tangan. Dan juga himbauan kepada seluruh masyarakat bagi yang akan melakukan perjalanan keluar kota agar mengisi formulir, pada formulir itu akan berisi kemana akan pergi dan kepada siapa saja berinteraksi.

Bupati Bojonegoro berharap agar seluruh masyarakat Bojonegoro paham betul tentang Coronavirus atau Covid-19 dan tata cara penanganan dan pecegahannya agar masyarakat tetap tenang dalam menghadapi wabah penyakit ini.

Bupati juga menambahkan agar masyarakat tidak serta merta menerima dan menyebarluaskan informasi tidak benar atau HOAX dari media sosial begitu saja, harus dilihat kebenarannya akan infromasi tersebut. (met)