JATIMPOS.CO/SIDOARJO - Semakin maraknya kekerasan seksual pada anak, sehingga membuat TP-PKK Kabupaten Sidoarjo gencar lakukan sosialisasi terhadap para kadernya di sejumlah desa di Sidoarjo, Selasa (12/7/2022).
Seperti halnya yang dilakukan oleh Ketua bidang I TP-PKK Kabupaten Sidoarjo Ny. Ary Andjar Surjadianto pada hari Senin 11 Juli 2022.
Menurutnya, hal ini merupakan wujud peran serta para kader TP-PKK Sidoarjo dalam upaya membantu mencegah maraknya kekerasan pada anak saat ini.
Disamping itu, pihaknya mengapresiasi fasilitas yang diberikan oleh Desa Katerungan Kecamatan Krian dan Desa Tawangsari Kecamatan Taman Sidoarjo atas waktu dan tempat dalam gelaran sosialisasi ini.
"Terimakasih atas partisipasinya guna kelancaran kegiatan ini, nanti kita semua juga dapat menimba ilmu dari narasumber yang akan memberikan sosialisasi kekerasan terhadap anak ini", ujarnya.
Hadir narasumber kegiatan ini, Kepala UPTD PPA Prastiwi Trijanti. Menurutnya, di momen menjelang peringatan Hari Anak Nasional ini sangat tepat dalam mengingat bahwa anak adalah hal yang istimewa yang harus mendapatkan perlindungan.
"Kekerasan pada anak sudah banyak ditemui saat ini, seperti kekerasan seksual (kekerasan secara seksual), physical abuse (kekerasan fisik), social abuse (kekerasan secara sosial), psycological abuse (kekerasan secara psikologis).
Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan peran orang tua dan lingkungan yang bisa melindungi anak-anak dari macam-macam kekerasan dan ini sangat dibutuhkan.
"Keterbukaan keluarga dan anak anak yang mengalami kekerasan, dengan melapor akan sangat membantu dalam mengatasi masalah ini," tambahnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, bahwa anggota TP. PKK, peran Karang Taruna Desa, dan Forum Anak bisa jadi Pelopor dan Pelapor.
Sebagai pelopor untuk mengarahkan ke arah positif, seperti menyalurkan pada kegiatan-kegiatan yang lebih baik, dan sebagai pelapor jika ditemui adanya kekerasan pada anak dilingkungan sekitar.
"Cara memberikan edukasi pada anak harus di mulai sejak dini. Sesuai usia, yang di mulai dalam mengenalkan gender. Serta bagaimana menghadapi anak yang agresif dan itu bisa dilihat dari lingkungan keluarga serta ada penanganan melalui konseling", pungkasnya. (zal)