JATIMPOS.CO/KABUPATEN MOJOKERTO - Ruwat Dusun atau Ruwat Desa, semacam tasyakuran yang sudah menjadi tradisi turun temurun di Bumi Majapahit dilakukan ketika sudah masuk bulan Ruwah (bulan penanggalan jawa) sebelum masuk bulan puasa Ramadhan. Kegiatan ruwatan dusun ini dilakukan sebagai penghormatan sekaligus kirim doa kepada tokoh, sesepuh yang mendirikan sekaligus memberi nama desa/dusun tersebut.
Berharap dusunnya selamat dan masyarakatnya makmur, Dusun Watusari Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto menggelar ruwatan dusun, Sabtu (2/3/2024) siang.
Masyarakat setempat bersatu menyemarakkan dengan membawa kue, makanan, pakaian tersusun, yang dinamakan 'Ancak' ke tengah dusun yang ditentukan untuk membaca berdoa bersama. Usai pembacaan doa, puluhan Ancak dibagikan kembali ke masyarakat dan tamu - tamu maupun ke lembaga keagamaan setempat. Tak hanya itu, tradisi ruwatan dusun yang berlangsung turun temurun dan diperingati setahun sekali ini, juga menghadirkan hiburan wayang kulit.
Salman, Kaur Umum Desa Wotanmas Jedong mengatakan, Ruwatan Dusun Watusari ini masyarakatnya membawa kue, makanan panggang ayam, dan baju pria dan wanita, disusun rapi dinamai Ancak.
“Sudah jadi tradisi di acara ruwat dusun Watusari semua RT yang ada partisipasi membuat kue atau makanan dalam Ancak, dan dananya berasal dari warga tersebut,“ katanya.
Lanjut dikatakan Salman, Ancak ini setelah didoakan bersama, lalu dibagikan kembali ke masyarakat untuk dinikmati. “Kue maupun makanan ayam panggang (Ancak) itu dibagi ke Ponpes, ke tokoh masyarakat, ke tamu, dan disisihkan untuk crew/panjak, sinden hiburan wayang kulit,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Hudi Kaur Kesra setempat, acara ruwatan Dusun Watusari, warga selalu ingin dihibur wayang kulit. “Ruwatan Dusun Watusari digelar setahun sekali, dan selalu nanggap wayang kulit, kali ini dalang Ki Darmaji dari Mojokerto,“ ucapnya.
Tampak hadir dalam perayaan Ruwah Dusun Watusari, Unsur TNI/Polri desa setempat, tokoh agama Ust. Muallimin, Kades Wotanmas Jedong, Sekdes Wotanmas Jedong dan tokoh masyarakat. (din)