JATIMPOS.CO/JOMBANG - Pelayanan fisioterapi dan akupuntur medis sudah banyak dirasakan masyarakat Jombang dan sekitarnya. Apalagi, RSUD Ploso telah memiliki praktisi akupuntur medis.
Direktur RSUD Ploso melalui Humas, Joko Wahono, S.Kep.Ns ditemui di Stand Gelar Potensi Jombang (GPJ) di Area Parkir Makam Gus Dur, Rabu (25/9/2019) mengatakan, penggunaan akupuntur dalam pengobatan adalah pada berbagai keadaan nyeri. Seperti, nyeri kepala, nyeri bahu, nyeri lambung, nyeri lutut, nyeri paska herpes, nyeri menstruasi, nyeri saraf terjepit (HNP), trigeminal neuralgia (nyeri pada wajah), dan tic facialis (kedutan wajah).
Kemudian berbagai kelainan fungsional. Seperti asma, alergi, insomnia, mual pada kehamilan, hipertensi, diabetes mellitus, infertilitas, ejakulasi dini. Kemudian, beberapa kelainan saraf, seperti kelumpuhan otot wajah (bells palsy), stroke, kesemutan, vertigo, serta migrain.
" Ada pula keadaan tertentu lainnya, seperti kegemukan, rambut rontok dan kebotakan, peningkatan stamina, ketagihan merokok, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan produksi ASI, dan lain-lain,” tuturnya.
Menurut dia orang harus tahu bahwa memang sedikit sakit. Tetapi, kabar baiknya adalah rasa sakit yang ditimbulkan bukan sesuatu yang tidak bisa ditoleransi.
“ Selain itu, masyarakat juga harus tahu bahwa ketika jarum memasuki kulit, pasti akan menyakitkan, tapi hanya akan berlangsung selama beberapa detik. Juga harus diketahui bahwa ada beberapa orang yang tidak merasakan sakit sama sekali ketika mereka menjalani pengobatan jenis ini,” terang Joko.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, butuh 12 kali terapi (1 sampai 3 kali per minggu). Apabila diperlukan pengobatan seri berikutnya, maka diberikan interval waktu beberapa hari sampai satu minggu.
Jika membutuhkan informasi lebih lengkap tentang akupunktur, bisa datang ke RSUD Ploso. Akupuntur dapat dipilih sebagai terapi alternatif pengobatan karena efek samping yang minimal dan baik untuk kesehatan. (her)