JATIMPOS.CO//SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya menggelar acara awarding Kampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo (KP KAS) Tatanan Normal Baru 2020 di halaman Balai Kota Surabaya, Kamis (3/12/2020). Saat itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan penghargaan kepada 12 kampung berprestasi dari empat kategori. Bahkan, saat itu Wali Kota Risma juga memberikan penghargaan kepada Kecamatan Responsif Gender.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para peraih penghargaan KP KAS Tatanan Normal Baru 2020 dan Kecamatan Responsif Gender. Sebab, meski di tengah pandemi Covid-19, mereka terus berkreasi di kampung dan kecamatannya masing-masing hingga berhasil mengukir prestasi.
“Saya tahu ini semua tidak mudah, tapi panjenengan (Anda) semua tetap semangat dan tetap berprestasi, itu sangat luar biasa. Oleh karena itu, penghargaan setinggi-tingginya kepada panjenengan semuanya yang luar biasa,” kata Wali Kota Risma dalam sambutannya.
Ia juga menitip pesan kepada para pemenang KP KAS itu dan seluruh warga Kota Surabaya. Sekarang ini, lanjut dia, banyak lembaga atau organisasi yang namanya keren tapi ternyata mengajak anak-anak untuk menjauh dari orang tuanya dan bahkan mengajak untuk berbuat anarkis. Ia memastikan, organisasi yang seperti itu, merupakan organisasi yang tidak bertanggungjawab, sehingga harus dihindarkan dari anak-anak.
“Oleh karena itu, mari kita jaga anak-anak kita. Apalagi tahun 2020 ini sudah memasuki era perdagangan bebas tingkat dunia, dimana semua orang bisa masuk ke Indonesia dan juga Surabaya,” kata dia.
Makanya, dia juga mengajak untuk membangun jiwa anak-anak Surabaya, supaya menjadi anak-anak yang tangguh, sehat dan kuat fisiknya. Sebab, mereka akan bersaing dengan anak-anak dari luar negeri yang fisiknya kuat-kuat. “Saya ingin KP KAS ini bisa menjadikan anak-anak kita menjadi anak-anak yang tangguh,” ujarnya.
Presiden UCLG ASPAC ini juga percaya dan yakin bahwa Tuhan itu adil dan tidak membeda-bedakan umatnya. Ia memastikan, tidak ada anak yang pintar dan bodoh, yang ada hanyalah anak yang malas dan anak yang rajin. Karenanya, anak-anak itu harus sedikit dipaksa untuk terus belajar. “Tidak ada yang tidak mungkin, semuanya mungkin asal kita berusaha. Saya juga tidak pernah membayangkan akan menjadi satu-satunya wali kota di dunia yang bisa bicara di sidang umum PBB, karena yang lain pasti raja-raja atau presiden, jadi semua itu mungkin,” imbuhnya.
Karena itulah, ia juga mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama menggerakkan lingkungannya masing-masing demi menyelamatkan anak-anak Surabaya. Menurutnya, anak-anak itu harus punya kesibukan supaya tidak disetir orang lain dan tidak melakukan hal-hal yang negatif.
“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini dapat mengangkat derajat anak-anak kita. Sekali lagi saya percaya bahwa tidak ada manusia bodoh, tidak ada manusia pintar dan tidak ada manusia jahat, hanya lingkunganlah yang akan membuat mereka jadi seperti apa,” katanya.
Di akhri sambutannya, ia juga menyampaikan bahwa pada Bulan Februari 2021 mendatang, jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya akan berakhir, sehingga dia meminta maaf jika selama ini ada kesalahan baik yang disengaja atau tidak. “Saya juga menyampaikan terimakasih banyak karena sudah membantu mengangkat derajat kota ini menjadi kota yang sejajar dengan kota-kota lain di dunia,” tegasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya Antiek Sugiharti menjelaskan selama masa pandemi Covid-19 ini, Pemkot Surabaya tetap mewujudkan pemenuhan hak anak melalui kegiatan KP KAS Tatanan Normal Baru dengan memperhatikan potokol kesehatan. Khusus tahun ini, kegiatan KP KAS hanya untuk kategori Pratama, sedangkan untuk kategori Madya ditunda pelaksanaannya.
“Peserta dari program ini secara administrasi meliputi tiap kelurahan minimal 1 (satu) RW yang terdiri minimal 2 RT untuk mengakomodir seluruh kategori program Kampung Pendidikan. Tahun ini diikuti oleh 66 RW yang tersebar di 31 Kecamatan,” kata dia.
Sedangkan bentuk kegiatannya, ada empat kategori penilaian, yaitu Kampung Belajar, Kampung Sehat, Kampung Asuh, dan Kampung Aman. Akhirnya, dari masing-masing kategori itu dipilih tiga kampung terbaik.
“ Selain penghargaan KP KAS, tadi juga ada penghargaan Kecamatan Responsif Gender yang bertujuan untuk memberikan peningkatan pemahaman kesetaraan dan keadilan gender bagi masyarakat Surabaya. Tadi ada tiga kecamatan yang menerima penghargaan ini, semoga ini terus memacu kita semua untuk terus memajukan Surabaya ke depannya,” pungkasnya. (*).