JATIMPOS.CO//SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diminta Bapak Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhajir Efendy memaparkan berbagai inovasinya tentang langkah-langkah menangani pandemi Covid-19 melalui video conference (vidcon).

Acara diikuti oleh beberapa menteri, Gubernur, Wali Kota dan Bupati. "Inovasi dari ide elemen serba tangguh dalam penanganan di Surabaya bisa diimplementasikan di daerah-daerah lain juga," kata Muhajir Effendy melalui Vidcon Jumat (19/6/2020) di Taman Surya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma memaparkan berbagai macam upaya dalam menangani Covid-19. Mulai dari pendataan dan memetakan klaster-klaster, menampung pasien yang hasil rapid tesnya reaktif di hotel untuk diisolasi, sampai mendapat bantuan dari Badan Intelijen Nasional (BIN) dan BNPB berupa pinjaman unit mobil Laboratorium PCR.

Ia menjelaskan setelah itu, jika hasil tes swab dinyatakan positif dengan catatan tanpa gejala apapun, maka pasien akan diisolasi di Hotel Asrama Haji Sukolilo, sedangkan untuk pasien yang memiliki gejala dan keluhan maka langsung dirawat di rumah sakit rujukan maupun non rujukan di Kota Pahlawan. “Kalau OTG mereka kita bawa ke Hotel Asrama Haji. Tapi kalau ada gejala ditempatkan di rumah sakit,” lanjut dia.

Sementara itu, bagi warga atau pasien yang memilih rawat jalan isolasi mandiri di rumah masing-masing, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membentuk 1.339 Kampung Tangguh Wani Jogo dengan melibatkan warga setempat untuk saling menertibkan wilayah masing-masing. Terutama jika di daerahnya terdapat warga yang terkonfirmasi Covid-19.

“Jadi masyarakatlah yang menjaga mereka (pasien) selama isolasi mandiri. Misalnya warga Wani Ngandani (negur). Masyarakat itu akan negur ketika ada tetangganya yang tidak menggunakan masker misalnya itu,” ungkap dia.

Bahkan, Presiden UCLG Aspac ini juga menjelaskan saat ini tengah gencar melakukan sosialisasi Peraturan Wali Kota (Perwali) nomor 28 tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru Pada Kondisi Pandemi Covid-19 di seluruh elemen. Seperti misalnya mal tangguh, restoran tangguh, pasar tangguh. Tidak hanya itu, yang saat ini sedang dipikirkan Wali Kota Risma adalah menyiapkan protokol kesehatan di bidang pendidikan.

“Protokolnya bukan hanya di sekolah saja. tetapi mulai dari berangkat, tiba di sekolah, ke toilet hingga pulang sampai tiba di rumah masing-masing,” kata dia. Berbagai terobosan lainnya juga disampaikan Wali Kota Risma dengan detail.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy mengungkapkan para wali kota atau kepala daerah yang diundang dalam vidcon ini dinilai memiliki pengalaman tentang bagaimana cara mengatasi situasi di tengah pandemi Covid-19.

“Kami mengundang beberapa wali kota berdasarkan dialog saya, kesimpulannya kepala daerah ini memiliki pengalaman bagaimana mengatasi situasi yang sangat menekan dan sulit dengan segala kelebihan dan kekurangannya,” kata Muhadjir Effendy mengawali sambutannya.

Bahkan, setelah Wali Kota Risma memberikan paparan dengan detail, Menteri Muhadjir Effendy mengakui bahwa paparan dari Wali Kota Risma itu sangat komprehensif. Terutama dalam mengembangkan ide serba tangguh. Menurut dia, ide tersebut dapat diimplementasikan dan dilanjutkan ke berbagai daerah lain.

“Ide serba tangguh saya kira merupakan bentuk implementasi dari gugus tugas yang sangat baik untuk dilanjutkan di daerah yang lain. Apa yang disampaikan juga komprehensif,” pungkasnya. (fred)