SURABAYA/JATIMPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meluncurkan program 100 persen Kelurahan Cinta Statistik (Cantik), yang diinisiasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas statistik di tingkat kelurahan, sehingga pengambilan keputusan dalam pembangunan menjadi lebih tepat sasaran.

Acara pencanangan Kelurahan Cantik berlangsung di Graha Sawunggaling, Lantai 6 Kantor Pemkot Surabaya, pada Senin (29/7/2024). Pencanangan ini dilakukan langsung oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, bersama Kepala BPS Jawa Timur, Zulkipli, dan Kepala BPS Surabaya, Arrief Chandra Setiawan.

Wali Kota Eri Cahyadi menjelaskan bahwa pemkot dan BPS masing-masing memiliki data statistik warga Kota Pahlawan. Data Cek-In Warga milik pemerintah kota nantinya akan disinkronkan dengan aplikasi statistik milik BPS.

"Data yang kita miliki akan disinkronkan semua ke aplikasi BPS. Dengan sinkronisasi ini, kita bisa mengetahui berapa jumlah warga miskin di setiap wilayah," ujar Wali Kota Eri setelah acara pencanangan Kelurahan Cantik, Selasa (30/7/2024).

Selain itu, Wali Kota Eri juga menerangkan bahwa aplikasi milik BPS ini nantinya bisa memetakan persentase warga miskin Surabaya maupun non-Surabaya yang tinggal di Kota Pahlawan. "Jadi kita bisa tahu berapa warga miskin Surabaya dan berapa warga miskin non-Surabaya. Hal ini juga berlaku untuk data pendidikan," jelasnya.

Menurut Wali Kota Eri, program Desa/Kelurahan Cantik yang diinisiasi BPS sangat membantu pemerintah dalam pengambilan kebijakan. Ia optimis sinkronisasi data ke aplikasi BPS akan meningkatkan akurasi dalam pengambilan kebijakan pembangunan di tingkat kelurahan. "Dengan sinkronisasi data ini, kebijakan pada tahun 2025-2026 akan lebih tepat sasaran," imbuhnya.

Sebagai contoh, Wali Kota Eri menyebutkan bahwa data warga miskin Surabaya yang tinggal di rumah kontrak atau indekos nantinya dapat diketahui melalui aplikasi tersebut. Dengan data tersebut, pemerintah kota dapat mengambil intervensi yang lebih tepat sasaran. “Dengan data-data tadi, kita bisa mengambil kebijakan yang lebih tepat di masa mendatang,” tuturnya.

Wali Kota Eri menyatakan bahwa pemerintah kota secara berkala akan melakukan sinkronisasi data statistik ke aplikasi BPS, terutama terkait dengan perubahan data warga yang pindah atau masuk ke Kota Surabaya.

"Aplikasi Cek-In Warga diperbarui sebulan sekali, dan setiap ada perubahan data, akan langsung dimasukkan ke BPS. Kami juga bekerja sama dengan RT/RW agar setiap orang yang masuk melaporkan ke Cek-In Warga. Setelah dilaporkan, data tersebut akan dimasukkan ke aplikasi BPS," paparnya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menargetkan pada akhir tahun 2024, data statistik di 153 kelurahan se-Surabaya bisa dimasukkan ke aplikasi milik BPS. "Target kami adalah akhir tahun ini semua kelurahan sudah selesai. Karena kebijakan tidak bisa diambil hanya di satu atau dua kelurahan, tetapi harus mencakup seluruh kelurahan," tegasnya.

Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Jawa Timur, Zulkipli, menerangkan bahwa semua data monografi kelurahan di Surabaya akan dimasukkan ke dalam aplikasi BPS, termasuk data perekonomian warga dan infrastruktur di setiap wilayah.

"Semua data akan ada di sana, seperti infrastruktur, ekonomi, kesejahteraan, dan kesehatan. Pak Wali Kota akan menggunakannya untuk kebijakan di Surabaya," kata Zulkipli.

Zulkipli menambahkan bahwa data monografi yang dimiliki setiap kelurahan di Surabaya akan diserahkan ke BPS dan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi BPS. Menurutnya, di Indonesia, daerah yang 100 persen menerapkan Kelurahan Cantik masih sangat terbatas.

"Kelurahan yang 100 persen menerapkan program ini sangat terbatas. Kalau dari nasional itu aslinya hanya beberapa kelurahan. Tapi beliau (Wali Kota Eri) ingin seluruh kelurahan di Surabaya termasuk Kelurahan Cantik," tutupnya. (fred)