JATIMPOS.CO/KOTA MOJOKERTO - Dinas Pendidikan Kota Mojokerto lakukan uji coba pembelajaran terbatas secara tatap muka untuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri/Swasta.


Guna memastikan seluruh sekolah mentaati protokol pencegahan Covid-19, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah sekolah, Senin (30/11/2020).

Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Amin Wachid, meninjau pembelajaran di sekolah komplek. Yakni SD Negeri 1, 2 dan 4 Miji. Di lokasi pertama, ia melihat secara langsung model pembelajaran yang dilakukan untuk para siswa. Mulai dari tempat cuci tangan pakai sabun (CTPS), desinfektan, bilik atau pelindung di meja para siswa, kelengkapan masker dan pelindung wajah, hingga ketersediaan air minum.

"Tentunya, yang pertama kali kita lihat adalah sarana dan prasarana. Apakah sudah memenuhi standar prosedur tetap (protap) yang telah ditentukan. Mulai dari ketersediaan masker, CTPS, desinfektan, bilik bangku, dan tentunya air minum. Karena, para siswa ini kan tidak ada jam istirahat dan tidak ada kantin buka, maka pihak sekolah yang harus menyediakan kebutuhan tersebut. Dan alhamdulillah ini berjalan lancar, nanti kita akan evaluasi kembali setelah tiga hari. Bagaimana kendala dan dinamikanya," jelas Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota Mojokerto.

Mengingat pembelajaran klasikal cukup lama, yakni tiga setengah jam, lanjut Ning Ita, maka pihak sekolah harus mampu memberikan model pembelajaran yang cukup mengasikkan agar siswa tidak merasa jenuh. Sekaligus untuk menghindari interaksi antar siswa saat menjalani pembelajaran.

" Mereka ini kan lama tidak bertemu dengan teman-temannya, ada kerinduan di antara mereka. Maka guru dan pihak sekolah harus paham psikologis siswa," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Amin Wachid menambahkan, dalam pelaksanaan uji coba terbatas pembelajaran tatap muka SD dan SMP Negeri/Swasta di Kota Mojokerto, dimulai sejak 30 November 2020. Untuk pembelajaran secara terbatas SD Negeri/Swasta, dari 63 SD Negeri/Swasta, ada 6 sekolah yang menjalankan pembelajaran secara daring. Dan 57 lainnya menjalani uji coba pembelajaran tatap muka.

Sedangkan 20 SMP Negeri/Swasta, ada 5 sekolah yang menjalankan pembelajaran secara daring. Dan 15 lainnya menjalani uji coba pembelajaran tatap muka. Dengan demikian, dari 83 sekolah Negeri/Swasta di Kota Mojokerto, yang menjalani secara daring sebanyak 11 sekolah. Dan sisanya, 72 sekolah mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka. Adapun mekanisme dalam uji coba pembelajaran tatap muka adalah dengan memberikan pembatasan jumlah siswa.

"Dalam satu kelas, maksimal siswa yang mengikuti adalah 50 persen. Dengan pembagian dua shift pembelajaran setiap harinya. Selain itu, setiap siswa yang menjalani uji coba pembelajaran tatap muka, harus memenuhi syarat. Salah satunya mendapatkan persetujuan secara tertulis dari orang tua/wali murid. Jika siswa tersebut sedang sakit, maka tidak dianjurkan untuk mengikuti uji coba pembelajaran ini," jelas Amin Wachid. (Din).