JATIMPOS.CO, KABUPATEN JEMBER - Meski tergolong sekolah pinggiran kota, Sekolah Dasar Negeri 02 Banjarsengon, Kecamatan Patrang Kabupaten Jember mampu melakukan terobosan dalam kegiatan belajar mengajar.

Sekolah itu menjalankan kelas digital untuk siswa kelas V dan VI, yang membuat sekolah ini menjadi pionir di Kabupaten Jember.

Dengan memanfaatkan 15 unit Chromebook dan 10 komputer sekolah yang selama ini hanya dipakai saat ANBK.

Kepala sekolah SDN 02 Banjarsengon, Guntur Bayu Wibisono, kemudian berinisiatif mengintegrasikannya dalam proses belajar sehari-hari.

“Awalnya perangkat-perangkat ini jarang dipakai. Kalau hanya disimpan, justru akan rusak. Maka kami memutuskan membuat kelas digital. Alhamdulillah anak-anak dan wali murid sangat mendukung. Bahkan, ada siswa yang membawa laptop sendiri dari rumah untuk menutupi keterbatasan perangkat,” ungkap Guntur.

"Setelahnya, siswa sudah terbiasa menggunakan akun belajar.id masing-masing. Mereka membuat portofolio digital dengan Google Sheet, berlatih kolaborasi daring, hingga berkreasi di Canva untuk menyelesaikan tugas berbasis proyek," imbuhnya.

Guntur menambahkan metode ini membuat pembelajaran lebih kontekstual, menyenangkan, dan interaktif, sejalan dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi.

"Keberhasilan kelas digital bukan hanya memberi dampak positif bagi siswa dan guru, tetapi juga mengantarkan SDN 2 Banjarsengon meraih Juara Pertama Sekolah Inovatif Tingkat Provinsi Jawa Timur 2024 yang digelar Balai Besar Guru Penggerak Jatim," ulas Guntur.

Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SD Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, M. Irfan Zainul Amin memberikan apresiasi tinggi atas inovasi yang dilakukan SDN 02 Banjarsengon ini.

Menurutnya, keberanian memanfaatkan perangkat digital yang sebelumnya jarang digunakan menjadi langkah awal penting menuju pendidikan dasar yang lebih modern.

“Saya sangat mengapresiasi langkah SDN 2 Banjarsengon. Ini bukti nyata sekolah kita mampu beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Ke depan, dinas sudah menyiapkan distribusi Interactive Flat Panel (IFP) atau papan interaktif digital ke seluruh SD di Jember, disertai bimbingan teknis bagi guru,” kata Irfan.

Dinas Pendidikan Kabupaten Jember menegaskan, SDN 2 Banjarsengon hanyalah awal. Lebih dari seribu SD di Jember akan mendapatkan fasilitas serupa. Pendistribusian IFP secara bertahap, seluruh siswa diharapkan bisa merasakan pengalaman belajar inovatif yang menggabungkan teknologi dan kreativitas.

“Digitalisasi sekolah dasar adalah target besar kami. Tidak boleh hanya satu atau dua sekolah yang menikmati. Semua anak-anak Jember harus merasakan pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman,” tutur Irfan.

Inovasi SDN 2 Banjarsengon bukan hanya sekolah untuk percontohan, melainkan pintu masuk perubahan besar pendidikan dasar di Kabupaten Jember. (Ari)