JATIMPOS.CO/KABUPATEN MOJOKERTO - Sedikitnya ada delapam lembaga Sekolah, baik SD maupun SMP di Kabupaten Mojokerto meraih penghargaan bergengsi, yakni penghargaan Sekolah Adiwiyata.

Hal ini, merupakan bukti kesuksesan Pemkab Mojokerto melalui Dinas Pendidikan dan Dinasa Lingkungan Hidup telah berhasil mendorong terwujudnya Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS).

Delapan lembaga Sekolah yang meraih penghargaan tersebut mulai dari Adiwiyata Provinsi, Nasional hingga Adiwiyata Mandiri. Ada empat Sekolah peraih Adiwiyata Provinsi, yaitu SMPN 1 Puri, SDN Jabon 1, SDN Trowulan dan SD Negeri Gunungsari.

Kemudian, tiga Sekolah Peraih Adiwiyata Nasional, yaitu SDN Jasem, SMP Negeri 1 Kutorejo dan SMP Negeri 2 Mojoanyar, Sedangkan 1 Sekolah Peraih Adiwiyata Mandiri ialah SMP Negeri 2 Trowulan.

“Keberhasilan ini merupakan bagian dari upaya masif yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam memotivasi lembaga pendidikan untuk menerapkan GPBLHS," ujar Kepala DLH Kabupaten Mojokerto, Drs. Zaqqi pada Jum'at ( 18/10/2024).

Menurut penuturannya, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto bersinergi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto dan Kemenag Kabupaten Mojokerto untuk mendukung terwujudnya sekolah - sekolah yang menerapkan GPBLHS.

“Beberapa strategi yang diterapkan lembaga sekolah untuk meraih penghargaan, ialah dengan melaksanakan pembinaan dan asistensi terkait pemenuhan kriteria adiwiyata," ungkapnya.

Untuk membentuk calon sekolah adiwiyata, lanjut Zaqqi, Pemkab Mojokerto juga memiliki program lomba sekolah hijau setiap tahun untuk tingkat sekolah dasar.

“Saat ini, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto juga sedang dalam proses penilaian calon sekolah adiwiyata kabupaten, dengan sebanyak 19 sekolah baik SD maupun SMP. Diharapkan 19 sekolah ini dapat memenuhi passing grade minimal 70,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kutorejo , Supriyadi S.Pd. sangat bersyukur atas diraihnya penghargaan tersebut. Hal ini sebagai wujud apresiasi KLHK terhadap komitmen sekolah yang konsisten dalam menerapkan gerakan peduli berbudaya lingkungan hidup di sekolah (PBLHS).

“Lembaga pendidikan telah menerapkan hasil praktik-praktik peduli lingkungan, pastinya, pelaksanaan PBLHS secara berkelanjutan terus membawa dampak positif terutama, pada peningkatan kualitas lingkungan hidup sekolah sekitar,” katanya.

Menurut Supriyadi juga ada tiga tahapan yang dilalui selama penilaian menuju sekolah adiwiyata tersebut. Masing-masing tahap seleksi administrasi, seleksi dokumen, dan verifikasi lapangan. Sedangkan penilaiannya meliputi enam aspek Perilaku Ramah Lingkungan Hidup (PRLH) dalam gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah.

“Penilaian ini menjadi dorongan bagi kami, lembaga sekolah, agar sekolah tetap peduli lingkungan melalui langkah nyata,” ungkapnya.

Senada juga disampaikan Kepala SMPN 2 Mojoanyar, Titik Kusmiati Mahargiyani, penghargaan yang diterima merupakan kebanggaan. Sebab, tak banyak sekolah yang memiliki kesempatan ini dengan mudah.

“SMPN 2 Mojoanyar terbilang cepat dalam penetapannya sebagai sekolah adiwiyata nasional. Tak butuh waktu lama, hanya penilaian selama setahun hingga bisa naik status,” ujarnya.

Kepsek SMPN 2 Mojoanyar juga berharap, sekolah yang dipimpin sebagai penerima prestasi tersebut, bisa konsisten menjalankan program peduli lingkungan di Sekolah, serta bisa memberikan inspirasi bagi sekolah lainnya di Kabupaten Mojokerto.

“Sebetulnya, tujuan utama kita adalah memaksimalkan penanganan lingkungan sekolah dan dapat penghargaan merupakan bonus,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Adiwiyata Nasional merupakan penghargaan kepada sekolah, yang telah melakukan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah minimal 1 tahun sebelumhya (1 tahun sebelum penilaian). Dengan passing grade minimal 90 dan sebelumnya telah ditetapkan sebagai sekolah Adiwiyata Provinsi.

Adiwiyata Mandiri merupakan penghargaan kepada sekolah yang telah ditetapkan sebagai sekolah Adiwiyata Nasional minimal 1 tahun sebelumnya. Memenuhi passing grade minimal 95, dan harus memiliki setidaknya 2 sekolah binaan. Yang nantinya juga berhasil mendapatkan penghargaan sebagai sekolah adiwiyata (baik tingkat Kabupaten s/d Nasional). (din/adv).