JATIMPOS.CO/SIDOARJO- Pemprov Jatim melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim menggelar East Java Heritage Expo 2023. Kegiatan berlangsung di UPT Museum Mpu Tantular Buduran Sidoarjo hari Senin S/D Rabu, tanggal 23 s/d 25 Oktober 2023.

Kegiatan ini sebagai salah satu upaya pelestarian dan penyebaran informasi mengenai nilai-nilai filosofi, sejarah, dan budaya dari beragam tinggalan artefaktual kepada masyarakat khususnya di Jawa Timur.

Kadisbudpar Jatim Hudiyono mengemukakan, berbagai warisan budaya di Jawa Timur telah mendapat pengakuan karena nilai pentingnya bagi Sejarah perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan. “Diperlukan keseriusan, sinergitas dan dukungan dari berbagai pihak,” ujarnya, Senin (23/10/2023).

Kadisbudpar berharap dengan diselenggarakannya East Java Heritage Expo dapat semakin meningkatkan sinergitas antara pemerintah provinsi Jawa Timur, pemerintah Kab/Kota, pemerintah pusat, komunitas pelestari budaya, institusi Pendidikan, pihak swasta.

“Serta Masyarakat sekitar dalam upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan potensi cagar budaya dan Sejarah di Jawa Timur sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi Masyarakat,” ujarnya.

Kepala Bidang Cagar Budaya dan Sejarah (CBS) Disbudpar Jatim, DR Efie Widjajanti, S.Sos, MM yang juga sebagai Ketua Panitia, dalam laporannya mengemukakan, East Java Heritage Expo 2023 mengambil tema “Endracapa Pusaka Citraloka” yang berarti “Warna-Warni Pusaka Peninggalan Sejarah”. Peserta pameran East Java Heritage Expo 2023 diikuti oleh 20 stand Museum.

Yaitu: Museum Geologi; Museum Pusat TNI-AL Jalesveva Jayamahe; Museum Anjuk Ladang Kabupaten Nganjuk; Indonesian Islamic Art Museum Lamongan; Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI; Museum Rajekwesi Kabupaten Bojonegoro.

Juga UPTD Museum Kota Surakarta; Perpustakaan Proklamator Bung Karno; Museum Nahdlatul Ulama Kota Surabaya; Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asyári Kabupaten Jombang; Museum Sunan Drajat Kabupaten Lamongan; Museum Sunan Giri Kabupaten Gresik.

Selain itu, Museum Probolinggo Kota Probolinggo; Museum Daerah Kabupaten Lumajang; Prodi Sejarah Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya; Museum Airlangga Kota Kediri; Museum Kambang Putih Kabupaten Tuban; Museum Ranggawarsita Semarang; Komunitas Garbha Budaya; Dan UPT Museum Mpu Tantular.
Kegiatan ini juga diikuti oleh 10 stand UMKM dari Sidoarjo dan Surabaya. Kegiatan diskusi bekerjasama dengan komunitas sejarah roodebrug soerabaia, dengan peserta sejumlah 50 (lima puluh) orang, terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum. (zal)