JATIMPOS.CO, KABUPATEN JEMBER - Keikhlasan dalam pengabdian ditunjukkan oleh Abah Irfan Asmuni, seorang pengajar Al-Qur'an dari Dusun Sumbersari, Glendengan, Jember. 

Di usia yang diperkirakan sekitar 55 tahun (lahir 1970), Abah Irfan telah berkomitmen untuk mengajarkan ajaran agama sejak tahun 1993, hanya 21 hari setelah ia menikah. Abah Irfan melakukan pengajaran tanpa dibayar di Musala As Sulaimani.

Ia menegaskan bahwa pelajaran mengaji di musala tersebut tidak dipungut biaya apapun dari para santri.

"Saat ini, ada sekitar 83 santri di musala kami. Kegiatan belajar dimulai pada sore hari, kadang setelah waktu Zuhur atau jam 2 sore, dan berlanjut hingga malam setelah Magrib, terutama untuk santri yang sudah setara SMP," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Abah Irfan menghidupi istri dan anak tunggalnya yang baru menikah lima bulan lalu, melalui aktivitas sebagai petani dan peternak.

"Saya sudah menjadi peternak, khususnya kambing, selama kurang lebih 10 tahun dan memanfaatkan lahan pertanian untuk menanam rumput gajah di sekitar ladang. Dengan cara ini, saya bisa membawa pakan ternak pulang tanpa perlu mencarinya lagi," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih, terutama kepada Gus bupati karena insentif honorarium guru ngaji yang diterima sangat meringankan beban bagi para pengajar Al-Qur'an.

"Bantuan ini akan digunakan sebagian untuk mendukung proses belajar mengajar di musala dan sebagian lagi untuk keperluan sehari-hari keluarga. Saya juga menghargai proses penyaluran bantuan yang kini lebih cepat dan tidak memerlukan guru mengaji untuk antre lama di bank," lengkapnya. (Ari)