JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Antisipasi terjadinya bencana alam, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso bersama Forkopimda serta stakeholder terkait menggelar apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam. Apel tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin, di alun-alun Bondowoso, Selasa (25/10/2022).
Adapun sejumlah personel gabungan yang disiagakan diantaranya Polri, TNI, Satpol PP, Dishub, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BPBD, Damkar, relawan dan stakeholder lainnya.
Dalam sambutannya Bupati Salwa mengungkapkan bahwa Kabupaten Bondowoso merupakan daerah yang banyak potensi bencana alam seperti, tanah longsor, banjir, gempa bumi dan angin puting beliung.
"Karena kondisi geografis kabupaten kita berupa pegunungan, dimana banyak terdapat lereng, tebing dan jurang, sehingga kita harus lebih berhati-hati," katanya.
Ditambah kurangnya pagar alamiah seperti pepohonan dan rumpun bambu yang bisa melindungi permukiman.
"Pagar alamiah kita sudah berkurang, sehingga menjadi salah satu penyumbang potensi terjadinya bencana seperti banjir dan angin puting beliung," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, pihaknya meminta agar bisa pertahankan dan senantiasa tingkatkan kiprah serta partisipasi berbagai komponen yang ada dalam upaya penanggulangan bencana.
"Bencana alam merupakan urusan kita bersama untuk kemanusiaan, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi serta insan Pers akan menguatkan tercapainya tujuan yakni Indonesia tangguh bencana," ucapnya.
Dirinya meminta kepada segenap perangkat daerah di Bondowoso untuk dapat mengedepankan perspektif kebencanaan sesuai ruang lingkup masing-masing, kemungkinan terjadinya bencana alam dapat ditekan se minimal mungkin.
Sementara menurut Kepala Badan Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bondowoso, Dadan Kurniawan menjelaskan bahwa dari peringatan BMKG yakni puncak-puncak terjadinya bencana adalah Desember sampai Januari.
"Tapi dengan melihat situasi dari beberapa daerah dan di Kabupaten sendiri seperti puting beliung kemaren, merupakan sebuah peringatan bagi kita untuk tetap siap siaga dan waspada agar tidak sampai ada korban," katanya.
Mengingat Bondowoso sering terjadi longsor dan banjir, maka pihkanya membutuhkan peralatan seperti cangkul, skop, gergaji,truk dan lain sebagainya.
"Tapi Alhamdulillah berkat kerjasama bersama stake holder yang ada kita bisa bersinergi dan bekerja sama dengan baik untuk segera dilakukan evakuasi," ucapnya.
Dirinya menambahkan bahwa untuk menanggulangi bencana alam, pihaknya juga bekerjasama dengan pihak desa dengan membentuk Desa Tanggap Bencana (Destana).
"Kita sudah melakukan pelatihan penanggulangan bencana di desa, jika terjadi bencana maka desa sebagai ujung tombak, karena mereka lebih paham potensi, resiko, jalur evakuasi serta titik kumpul sehingga masyarakat bisa aman dan selamat," pungkasnya. (eko)