JATIMPOS.CO/KOTA MALANG - Susi (49) hanyalah penjual nasi bungkus yang biasa menitipkan dagangannya di warung-warung sekitar Kota Malang. Namun, Sabtu (5/2) sore itu wajahnya tampak sumringah dengan mata berbinar usai menerima uang Rp500 ribu dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Bukan hanya Susi, ternyata ada 52 orang lainnya yang juga mendapatkan zakat produktif untuk modal usaha dari Gubernur Khofifah di Kantor UPT Bapenda Jatim di Kota Malang. Mereka adalah para pedagang kaki lima yang berjualan di seputaran Kota Malang yang masuk kategori pengusaha ultra mikro.
Selain mendapatkan uang Rp500 ribu, Susi dan rekannya juga mendapatkan bantuan berupa sembako. Bagi mereka, bantuan tersebut sangat berarti. Selain meringankan bebannya, bantuan ini juga sebagai tambahan modal untuk mengembangkan usahanya.
"Terima kasih Bu Gubernur, semoga uangnya cukup buat modal jualan saya lebih laris, lebih besar lagi," ungkap Susi.
Perasaan bahagia juga ditunjukkan Endang (50). Perempuan yang menjajakan aneka gorengan itu mengaku bersyukur atas bantuan modal yang diberikan Gubernur Khofifah. Sebab, kata dia, melambungnya harga minyak sampai saat ini, membuat usaha gorengannya agak menurun.
"Harga minyak naik. Tapi beruntung ada bantuan modal dari ibu Khofifah. Sedikit meringankan beban dan bisa jualan gorengan lagi," ucapnya.
Bantuan berupa zakat produktif ini sendiri berasal dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Jatim. Sebelumnya pembagian zakat produktif juga telah dilakukan di berbagai daerah seperti Kab. Ponorogo, Kab. Probolinggo dan Kab. Pasuruan yang berasal dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jatim.
Usai memberikan bantuan tersebut, Gubernur Khofifah berharap bantuan ini dapat menjadi bantalan ekonomi sehingga mampu menjaga stabilitas kesejahteraan masyarakat.
“Tadi saya tanya, ada tidak yang ketika terpaksa sampai meminjam ke rentenir. Ada yang menjawab 'sering'. Nah hal-hal seperti ini yang sebetulnya harus kita jaga dengan terus memberikan penguatan bantuan ekonomi salah satunya melalui zakat produktif,” kata mantan Menteri Sosial tersebut.
Menurut Khofifah, bantalan ekonomi terutama kepada para pelaku usaha ultra mikro ini sangatlah berarti di saat-saat seperti ini. Dimana sebagian besar para pelaku usaha ini merupakan pedagang kaki lima yang tentunya terdampak pandemi Covid-19.
“Bahkan tadi saya lihat banyak yang merupakan penjual gorengan atau makanan ringan. Sehingga kenaikan harga minyak kemarin juga berdampak bagi produksinya. Saya harap zakat produktif ini bisa menguatkan kembali usaha mereka untuk tambahan modal,” katanya.
“Tentunya ini juga akan menjadi bagian dari penguatan pertumbuhan dan kebangkitan ekonomi kita di lini yang paling bawah yakni pelaku usaha ultra mikro dan juga mikro, baru kemudian usaha mikro kecil menengah dikuatkan permodalannya melalui KUR. Sehingga kelompok yang rentan miskin dan hampir miskin tidak jatuh miskin,” tambah dia.
Sementara itu, di lokasi yang sama, Gubernur Khofifah kembali melakukan inspeksi terhadap penerapan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng yang diberlakukan per 1 Februari 2022. Sebelumnya inspeksi juga dilakukan di berbagai daerah seperti Sidoarjo, Kediri, Tuban, dan Gresik.
Dalam pasar minyak goreng di Malang ini, Pemprov Jatim menyediakan dua liter minyak goreng dimana per liter dijual dengan harga Rp12.500. Sehingga paket minyak dua liter dijual seharga Rp25.000. Selain itu, dalam operasi pasar ini diterapkan peraturan bahwa masing-masing 1 KTP hanya dapat membeli maksimal 2 liter.
Dalam kunjungan ini Gubernur Khofifah didampingi Kadisperindag Prov. Jatim Drajat Irawan, Kepala Bapenda Jatim Abimanyu Poncoatmodjo, Kepala Bakorwil Malang Budi Sarwoto, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jatim Andromeda Qomariah dan Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Jatim Iwan. (yus)