JATIMPOS.CO/TULUNGAGUNG - Peringati Hari Jadi Kabupaten Tulungagung ke-816, pemerintah setempat menggelar upacara adat Bersih Nagari bertempat di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Kamis (18/11/2021).

Upacara sakral berdasar hitungan dari Prasasti Lawadan setiap tanggal 18 November ini mengusung tema ‘Satukan Tekad Menghadapi Covid-19 Demi Tulungagung Tangguh dan Sehat’.

Hadir pada acara ini Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, Wakil Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, Ketua DPRD Marsono, Forkopimda, Kepala Dinas Instansi terkait, para tokoh masyarakat khususnya di Kabupaten Tulungagung serta para tamu undangan.

Bupati Tulungagung Drs Maryoto Birowo, MM menyampaikan, sebenarnya hampir sama dengan Hari Jadi sebelumnya, namun nuansa pelaksanaan upacara kali ini agak lebih halus dengan suasana irama Mataraman. “Sedangkan tahun lalu menggunakan adat nuansa musik gamelan ciri khas Tulungagung,” terangnya.

Merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunianya, sekaligus pemantik semangat juga menguatkan seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Momentum upacara Bersih Nagari secara tradisi dari tahun ke tahun selalu dilaksanakan, upacara adat tersebut ada dua buceng raksasa, yaitu buceng lanang dan buceng wadon.

Untuk rute arak-arakan diperpendek hanya dari gerbang pintu depan pendopo. Buceng lanang terdiri nasi kuning lengkap dengan aneka lauk pauk, sedangkan buceng wadon berisi aneka buah buahan.

Bupati Maryoto mengucapkan ”Selamat Hari Jadi Tulungagung yang ke-816″ semoga selalu diberikan keselamatan, kesehatan dan kerukunan warga masyarakat.

“Semoga Covid-19 di Tulungagung bisa cepat hilang dan new normal kembali, mari kita bersama menjadikan Tulungagung ini, “Jerbasuki Mowo Beyo” satu kutipan falsafah Jawa yang berarti ikhlas berkorban untuk kejayaan.

Ia berharap, kedepan bisa lebih baik dan dapat mengembangkan pembangunan maupun pengembangan pariwisata, yang Ayem Tentrem Molyo Lan Tinoto dengan ucapan, ”Joyo Joyo Wijayanti, ler Ing Sambi Kolo”.

Setelah pembacaan doa kedua buceng dibawa keluar, namun karena kondisi pandemi sehingga tetap mematuhi prokes, diarahkan kesamping halaman. (san)