JATIMPOS.CO/TUBAN – Bupati Tuban Fathul Huda angkat bicara mengenai belanja mobil oleh warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu beberapa hari lalu. Menurutnya yang terpenting masyarakat setempat memperhitungkan ekonomi jangka panjang.

“Beli mobil ya bagus-bagus saja yang penting ekonomi jangka panjang,” kata Fathul Huda saat dikonfirmasi Jatim Pos, Sabtu (20/02).

Pembelian kendaraan roda empat, kata dia, hal itu hanya prosentase kecil uang yang diterima dari ganti untung pembebasan lahan dari perusahaan kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR). Dia mengatakan terpenting masyarakat menghitung ekonomi jangka panjang. Pengelolaan miliaran uang tersebut sebagian besar sudah diinvestasikan atau untuk pembelian tanah di sejumlah tempat dan modal usaha.

“Saya yakin uang untuk beli mobil hanya sebagian kecil dari yang diterima,” ucap Bupati asal Montong.

Oleh karenanya, lanjut Fathul Huda, masyarakat harus bijak mengelola keuangan. Harus bisa memperhitungkan kebutuhan primer dan sekunder. Terlebih mempersiapkan diri dalam menyongsong masa depan di wilayah industri kilang minyak.

Ia berpesan agar masyarakat penerima uang ganti untung dari lahan bisa berhemat dan tidak konsumtif. Khawatirnya terlalu menjadi konsumtif yang kemudian uangnya habis.

Pada setiap kesempatan, Bupati dua periode sering menegaskan masyarakat  harus memanfaatkan peluang dari multiplier efek dari proyek tersebut. Tidak hanya sebagai tenaga kontruksi melainkan mempersiapkan sumber daya manusia atau generasi setempat bekerja pada posisi-posisi strategis. Dengan begitu indeks ekonomi masyarakat akan semakin baik.

Mengenai pendampingan atau pelatihan kepada masyarakat setempat, pemerintah daerah sudah membangun komunikasi inten dengan perusahaan agar warga ring menjadi orang pertama yang mendapat efek baik dari perusahaan.

Seperti diketahui baru-baru ini Kabupaten Tuban tepatnya di Desa Sumurgeneng Kecamatan Jenu mendadak menjadi perhatian public. Pasalnya sejumlah masyarakat setempat membeli mobil baru sebanyak 17 unit secara bersamaan. Uang tersebut didapat dari hasil ganti untung pembebasan tanah untuk pembangunan perusahan kilang minyak. Tercatat ada sebanyak 176 mobil baru yang diturunkan di desa tersebut selama kurun waktu kurang lebih setahun terakhir.

Kini Desa Sumurgeneng disebut sebagai kampung miliarder setelah warga menjual tanahnya untuk pembangunan kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft. Dari menjual tanah itu, rata-rata masyarakat setempat mendapatkan uang Rp 8 miliar dan tertinggi Rp 28 miliar. (min)