JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN – Petani tomat di Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, mulai gerah dengan lambannya penyerapan hasil panen oleh pemerintah daerah. Akibat molornya realisasi pembelian, sebagian tomat sudah terancam busuk dan terbuang.
Petani setempat, Septian Bayuaji, mengungkapkan bahwa sejak pekan lalu sudah ada instruksi dari Gubernur Jawa Timur agar sisa panen tomat di Kare diserap. Jumlahnya mencapai 4–4,5 ton dengan harga Rp4.000 per kilogram. Namun, hingga Kamis (2/10/2025), janji itu belum juga ditepati.
“Katanya mau diambil Selasa, diundur Jumat. Pagi ini malah ditelepon hanya bisa ambil 1 kuintal dengan harga Rp2.000. Padahal sebelumnya dijanjikan Rp4.000,” kata Septian.
BACA JUGA : Pemkab Madiun dan Pemprov Jatim Kolaborasi Selamatkan Petani Tomat
Ia menyebut baru sekitar 4,5 kuintal tomat yang terbeli dengan harga kesepakatan Rp4.000. Sementara 8,5 kuintal lain sudah terlanjur dipetik namun belum jelas serapannya. Bahkan lebih dari 2 ton tomat telah membusuk karena terlalu lama menunggu.
“Kalau tidak segera ada kejelasan, kami sepakat akan membawa tomat ke pendopo kabupaten untuk dibagikan gratis,” tegasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Madiun, Paryoto, membenarkan bahwa pembelian sudah mulai berjalan meski belum besar. Hingga Kamis siang, tercatat 450 kilogram tomat terbeli dengan harga Rp4.000 per kilogram.
“Yang membeli berbagi, ada dari Pertanian 150 kilogram, DKPP 100, Perdagangan 150, dan Dukcapil 50 kilogram,” jelasnya melalui pesan singkat.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Madiun, Raswiyanto, saat dikonfirmasi enggan berkomentar lebih jauh. (jum).