JATIMPOS.CO/KOTA MADIUN — Wali Kota Madiun, Maidi, bersama para petani melakukan panen perdana jagung ungu di lahan percobaan Kota Madiun, Selasa (23/9/2025). Jagung jenis ini disebut memiliki keunggulan ganda, yakni bernilai ekonomi tinggi sekaligus bermanfaat bagi kesehatan.

Maidi menjelaskan, uji coba penanaman jagung ungu menunjukkan hasil yang menggembirakan. Meski setiap tanaman rata-rata hanya menghasilkan dua buah, harga jualnya cukup tinggi sehingga tetap menguntungkan.

“Kalau jagung biasa satu tanaman bisa menghasilkan empat sampai lima buah, sedangkan jagung ungu dua buah saja sudah luar biasa karena harganya mahal. Ini peluang bagus untuk dikembangkan,” kata Maidi.

Menurut dia, hasil penelitian menunjukkan jagung ungu tidak mengandung gula sehingga aman dikonsumsi penderita penyakit tertentu, seperti diabetes maupun hipertensi. Pemkot Madiun berencana memanfaatkan sekitar 12 hektare lahan tidur untuk mengembangkan komoditas ini, selain pisang cavendish dan tanaman pangan lainnya.

“Orang kota kita ajak mencoba ketahanan pangan tidak hanya padi, tetapi juga jagung, ketela, dan ubi-ubian. Apalagi saat ini banyak penyakit hipertensi dan gula, sehingga jagung ungu bisa jadi solusi,” ujar Maidi.

Petani jagung ungu, Dedi Wijatmoko, menambahkan produktivitas jagung ungu hampir sama dengan jagung biasa, yakni 12–13 ton per hektare. Bedanya, jagung ungu berumur lebih pendek, sekitar 70 hari sudah bisa dipanen untuk direbus atau dimasak.

“Keunggulannya adalah kandungan antioksidan tinggi, bermanfaat untuk penderita diabetes dan hipertensi. Rebusan airnya bahkan bisa dijadikan obat,” ujar Dedi.

Dari sisi ekonomi, harga jual jagung ungu cukup menjanjikan. Satu buah jagung ungu dihargai sekitar Rp6.000, sedangkan per kilogramnya bisa mencapai Rp20.000 hingga Rp23.000.

Dengan potensi tersebut, Pemkot Madiun optimistis pengembangan jagung ungu mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. (jum).