JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN - Embun tipis pagi itu baru saja turun ketika matahari mulai menyingkap kabut di Desa Ngranget, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Dari kejauhan, terdengar suara langkah prajurit TNI yang menyatu dengan tawa dan sapaan warga. Suasana itu menandai dimulainya sebuah karya besar: TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 Kodim 0803/Madiun.

Di desa terpencil ini, pembangunan bukan sekadar deretan batu yang dipadatkan atau rumah yang direnovasi. TMMD adalah jembatan hati, tempat gotong royong menjadi nafas kehidupan, dan rasa kebersamaan kembali menemukan maknanya.

Desa di Ujung Sunyi

Desa Ngranget berada di dataran tinggi yang jauh dari hiruk-pikuk kota. Akses jalan terbatas, medannya terjal, dan infrastruktur dasar masih tertinggal. Warga seakan hidup dalam kurungan kesunyian jalan setapak yang licin saat hujan dan penuh debu ketika kemarau.

Namun, kabar itu datang bagai embun penyejuk di musim kering. Desa Ngranget ditetapkan sebagai sasaran TMMD ke-125. Senyum warga merekah—yang biasanya lelah oleh rutinitas—kini berseri-seri. Apalagi setelah jalan baru sepanjang 3.500 meter dengan lebar 2,5 meter yang menghubungkan Dusun Ngukir ke Dusun Nglengko akhirnya rampung dibuka.

“Ini seperti mimpi yang menjadi nyata. Warga kami sudah lama mendambakan akses yang lebih baik, rumah yang lebih layak, dan mushala yang lebih nyaman,” ujar Kepala Desa Ngranget, Hendrik Eko Suyanto, sambil menatap jalan baru yang mulai ramai dilalui.

Bagi warga, jalan itu bukan sekadar infrastruktur. Ia adalah lorong harapan—penghubung kehidupan yang membuat mereka merasa tak lagi terasing dari arus pembangunan.

Satgas TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun bersama warga Desa Ngranget bergotong royong membangun jalan makadam hingga larut malam demi membuka akses transportasi yang lebih layak bagi masyarakat

Suara dari Warga

Pak Marmo, seorang petani, menuturkan kisah sederhana yang sarat makna. “Dulu, jalan ini susah dilewati motor, apalagi mobil. Kalau hujan, harus jalan kaki bawa hasil panen. Sekarang, anak-anak bisa sekolah lebih mudah, kami juga lebih cepat ke pasar. Rasanya desa ini tidak lagi jauh dari dunia luar,” katanya sambil tersenyum.

Sebelum ada jalan, warga bahkan harus berjalan 17 kilometer untuk menjual hasil pertanian atau berobat. Ketika tim Wasev TMMD, Danrem 081/DSJ, Dandim 0803/Madiun, dan jajaran Pemkab Madiun meninjau lokasi, mereka pun merasakan langsung betapa sulitnya akses. Dengan motor trail pun, perjalanan penuh perjuangan. Ada prajurit yang sampai terperosok. Itu menjadi gambaran nyata beratnya beban yang selama ini ditanggung warga.

Kini, jalan baru membawa napas segar. Ekonomi lebih hidup, pendidikan lebih mudah dijangkau, dan layanan kesehatan tidak lagi terasa jauh.

Ekonomi, Pendidikan, dan Kesehatan yang Terangkat

Jalan desa yang terbuka mengubah banyak hal. Hasil bumi seperti padi, kopi, dan sayuran kini bisa lebih cepat sampai ke pasar. Harga jual meningkat karena ongkos angkut lebih murah.

Di sisi lain, anak-anak yang dulu harus berjalan jauh kini bisa diantar jemput kendaraan. Perjalanan ke sekolah lebih ringan, semangat belajar pun meningkat.

Dari sisi kesehatan, warga tak lagi harus menunggu lama untuk mendapat layanan medis. Puskesmas dan rumah sakit kini terasa lebih dekat. Bagi mereka yang sakit, akses cepat berarti harapan hidup yang lebih besar.

Lebih dari Pembangunan Fisik

Selain membuka jalan, TMMD juga menyentuh sisi lain kehidupan. Ada 18 rumah tidak layak huni yang direnovasi, dua mushala yang direhabilitasi, serta 10 titik penerangan jalan umum yang dipasang.

Tak hanya itu, program nonfisik seperti pengobatan gratis, khitan massal, pelayanan administrasi kependudukan, pasar murah, hingga penyuluhan kebangsaan turut digelar. Bahkan, program tambahan seperti pembuatan sumur bor, pipanisasi air bersih, pembangunan MCK, pemeriksaan hewan ternak, hingga penanaman seribu pohon dijalankan demi keberlanjutan desa.

Mayjen TNI Rudy Saladin, Pangdam V/Brawijaya, yang hadir di lokasi menegaskan, “TMMD bukan hanya tentang membangun infrastruktur, tetapi juga menumbuhkan persaudaraan. Kami ingin masyarakat merasakan bahwa TNI ada untuk mereka, tumbuh bersama rakyat.”

Tampak kekompakan Satgas TMMD ke-125 Kodim 0803/Madiun bersama warga saat memikul kuda-kuda Musala Al Hamid di Desa Ngranget, Kabupaten Madiun.

Energi yang Menyebar

Danrem 081/DSJ Kolonel Arm Untoro Hariyanto turut menambahkan, “Saya melihat antusiasme masyarakat begitu tinggi. TMMD ini adalah bukti nyata bahwa sinergi TNI dan rakyat mampu melahirkan karya yang sebelumnya hanya sebatas mimpi.”

Sementara itu, Dandim 0803/Madiun Letkol Kav Widhi Bayu Sudibyo yang memimpin langsung jalannya TMMD mengatakan, “Kami hadir bukan sekadar menjalankan tugas, tapi untuk mengabdi. Kami ingin meninggalkan jejak yang bermanfaat agar Desa Ngranget makin maju.”

Pemerintah daerah pun menyambut baik sinergi ini. Bupati Madiun, H. Hari Wuryanto, menyebut TMMD sebagai langkah nyata yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat. “Ini contoh luar biasa bagaimana kebersamaan mampu mengubah wajah sebuah wilayah,” ujarnya.

Menyulam Harapan, Menata Masa Depan

Kini, jalan baru itu menjadi saksi perubahan. Desa yang dulu terasing mulai terbuka, rumah-rumah warga lebih layak, mushala menjadi pusat ibadah dan kebersamaan, serta lingkungan desa makin terang dan aman.

Lebih dari itu, TMMD meninggalkan warisan berharga: persaudaraan. Persatuan antara prajurit dan rakyat yang bahu-membahu tanpa sekat.

Dari Desa Ngranget, sebuah pesan bergaung: pembangunan terbaik adalah yang dilakukan bersama-sama. Setiap keringat yang jatuh adalah doa yang menyejukkan tanah. Dan di setiap langkah di jalan baru itu, ada harapan yang tumbuh: semoga Desa Ngranget semakin maju, dan kebersamaan ini tetap abadi. (jum).