JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Menghindari demonstrasi dengan unsur kegaduhan, Lamongan punya cara baru untuk merayakan Hari Buruh Internasional yang diperingati setiap tanggal 01 Mei.

Acara yang digelar di bulan ramadhan dan menjelang lebaran dengan mengambil tema "Ketupat Mayday" dikemas dalam silaturahmi buka bersama antara Forkopimda Lamongan, Perusahaan, dan Pekerja dirayakan secara hangat di Pendopo Lokantantra, Selasa (26/4/2022).

Sejalan dengan amanat UU nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja sebagaimana upaya penciptaan kerja melalui usaha kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi dan kemudahan berusaha, dan investasi Pemerintah Pusat dan percepatan proyek strategis nasional.

Lamongan sepakat merayakan dengan cara baru, memiliki tujuan akurat untuk menciptakan iklim kondusif dan harmonis. Mengingat hubungan antara pemerintah daerah, perusahaan, dan karyawan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan atau yang biasa disebut tripartit.

"Hubungan tripartit antara pemerintah, perusahaan dan pekerja itu sebuah keniscayaan penting untuk menciptakan situasi kondusif dan harmonis sehingga mewujudkan ekosistem ketenagakerjaan gang fleksibel dan berdampak positif untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan tumbuh kembang industri di Lamongan," tutur Bupati Lamongan atau yang kerap disapa Pak Yes saat memberikan sambutan di acara tersebut.

Menurutnya, kondisi industri ketenagakerjaan yang kondusif dipercaya mampu memberikan multiplier effect yang mambantu menopang pembangunan insfrastruktur yang ada di daerah.

"Kondisi kondusif ini sangat diperlukan karena tentu memberikan multiplier effect luar biasa dan berpengaruh dalam pembangunan insfrastuktur yang ada di Lamongan," tegas Pak Yes.

Pak Yes juga mengungkapkan bahwa sinergitas yang baik akan membawa hasil yang baik pula, sebagaimana yang telah terjadi saat pertumbuhan ekonomi di Lamongan terkontraksi dan mampu bangkit kembali, hal tersebut merupakan bukti nyata adanya tripatit di Lamongan.

Dalam kesempatan yang sama Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf juga memberikan wejangan kepada seluruh tamu undangan, bahwasanya kemudahan dalam menanggulangi kerusuhan demonstrasi buruh kuncinya hanya terletak pada perjanjian yang nyata.

"Demo itu tidak akan terjadi kalau semua baik-baik saja. Jika perjanjian sudah benar maka para pekerja juga tidak akan menuntut. Makanya untuk para pelaku usaha ataupun semuanya yang ada disini, perjanjian itu penting. Kalau ada usulan baru aturan baru maka jelaskanlah melalui perjanjian agar tidak saling menuntut," tutur Rouf.

Satu suara dengan Wakil Bupati yang kerap disapa Bro, DPK APINDO Lamongan Sardjono mengajak semua elemen taat akan aturan yang telah dikeluarkan oleh yang berwenang.

"Kita harus manut UU yang telah ditetapkan pemerintah daerah atau pengusaha, jangan lupa memperhatikan hak pekerja karena beliau -beliau adalah mitra kita yang mempunyai kedudukan sama dengan kita. Dengan adanya kepatuhan akan menjadikan Lamongan banyak diincar oleh pengusaha luar lalu akan membantu menurunkan angka pengangguran, menaikkan pendapatan daerah dan menurunkan angka kemiskinan," tegas Sardjono.

Begitupun suara buruh yang diwakilkan oleh ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Lamongan Iswahyudi terkait pemberian upah yang merata, pengawasan serta perlindungan maka buruh di Lamongan akan jauh dari demonstrasi.

"Permohonan kami sederhana Pak, kami hanya  ingin Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang layak dan kami hanya butuh perlindungan serta pengawasan. Dengan terpenuhi semua itu, kami semua tidak akan melakukan demo yang bahkan hingga tahap kerusuhan disini," terang Iswahyudi. (bis)