JATIMPOS.CO/LAMONGAN – Musibah banjir yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Lamongan semakin meluas, selain mengakibatkan ratusan hektar sawah tambak milik warga rusak parah akibat diterjang banjir.
Tak hanya itu, banjir yang melanda di 8 Kecamatan juga menggenangi sejumlah jalan lintas masuk desa hingga mengakibatkan banyak yang ditutup oleh warga karena genangan air yang masuk ke permukiman warga terdampak.
Kondisi ini mendapat sorotan dari berbagai pihak, salah satunya dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lamongan.
Melalui Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Lamongan Abdul Shomad sangat menyayangkan pemerintah kabupaten Lamongan belum ada langkah kongkrit untuk menangani banjir yang menerjang di sejumlah kecamatan tersebut.
”Banjir yang melanda kecamatan Karangbinangun, Glagah, Turi, Deket, Kalitengah, Karanggeneng dan beberapa kecamatan lain, memang banjir rutinan yang terjadi setiap tahun,” ujar Abdul Shomad saat meninjau banjir di kecamatan Turi. Minggu (10/01/2021).
Dia mengatakan, selain karena curah hujan yang sangat tinggi dan faktor alam. Faktor teknisnya banjir meluap seperti ini karena pemerintah tidak maksimal menormalisasi sungai dan waduk, mereboisasi lahan dan hutan, pembersihan sungai dari enceng gondok dan sampah.
”Coba kita lihat sepanjang kali Blawi, volume enceng gondok luar biasa penuh. Ini dibiarkan berlarut-larut oleh pemerintah Lamongan. Semestinya pemerintah sudah punya konsep dan langkah kongkrit untuk antisipasi banjir tahunan seperti ini,” ungkapnya.
Politisi asal PDIP itu mengungkapkan, rakyat Lamongan hingga saat ini belum melihat tindakan langkah nyata dari Pemkab Lamongan. Program diesel di sluis Kuro yang dicetuskan era pemerintah dulu belum juga bisa maksimal .
”Rakyat menunggu dan sangat berharap pemerintah sekarang segera mengambil langkah kongkrit agar kerugian banjir tidak meluas lagi, jangan terkesan diam saja,” tutur Shomad.
Selain itu, Shomad menilai upaya Pemkab kurang serius dalam menangi banjir yang terjadi. Bahkan menurutnya, ada yang cukup miris lagi, banjir tidak hanya terjadi di Desa-desa melainkan juga terjadi genangan air ketika curah hujan tinggi di Lamongan kota hingga sampai di atas mata kaki genangannya.
"Kok bisa terjadi ini padahal Lamongan kota datarannya agak tinggi jadi air lebih cepat mengalir ke bawah," sesalnya.
Untuk itu, pihaknya berharap Pemkab segera melakukan langkah nyata guna mengatasi banjir lebih meluas.
”Ini gorong-gorong saluran drainese air perkotaaan yang mampet atau tidak normal. Sekali lagi rakyat butuh solusi yang cerdas, tepat dari pemerintah Lamongan yang sangat megilan ini,” tandasnya. (bis)