JATIMPOS.CO/LAMONGAN – Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lamongan pada 9 Desember 2020 nanti, mulai bermunculan nama baru mewarnai nama-nama calon Bupati (Cabub) dan calon wakil Bupati (Cawabup) Lamongan.


Era milenial lahir dengan konsep gaya perubahan yang dibarengi dengan perkembangan kekuatan globalisasi digital sehingga akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Trend pemimpin generasi milenial sudah diprediksi oleh beberapa peneliti yang memprediksi generasi milenial, akan lahir dan muncul pada beberapa tahun yang akan datang.

Terbaru muncul nama Kafid Ihyauddin, sosok Kader Muda dari Partai Gerindra Lamongan yang beberapa minggu ini viral di medsos dan menjadi buah bibir masyarakat Lamongan. Diri nya bercerita lama dalam pengabdian sosial masyarakat di dalam Ansor. Bahkan lebih dari 10 tahun, pernah menjabat ketua Ansor PAC Sekaran selama 8 tahun. Amanah menjadi Sekretaris Rijalul Ansor cabang lamongan juga pernah di emban nya selama 3 tahun. Masyarakat Sekaran, anggota Ansor dan Banser sangat tak asing dengan sosok nya dan sering menyebut dengan panggilan akrab, “Cak Khafid”.

Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Lamongan ini juga seorang Enterpreuneurship muda, Pengusaha muda yang sukses dalam usaha nya di bidang perternakan Ayam, dan pembesaran. Bahkan, cabang perusahaan dan kadang pembesaran dan ternak ayam nya ada di beberapa kota bahkan sampai pulau Bali.

“Ini jamannya politisi muda untuk ikut berproses dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih baik dan modern harus didukung dengan sebaik-baiknya dan di beri ruang, hingga di akhir dari gerakan politik yang ada sekarang adalah youth government (pemerintahan muda) dengan konsep fusion pemimpin generasi tua dan muda. Sehingga, regenerasi Politik daerah juga terlihat, karena kesempatan memberikan ruang untuk ikut berperan dalam pembangunan bangsa dan daerah di masa depan, apa lagi suara milenial usia 17 – 40 tahun itu total hampir 40% di Kabupaten Lamongan,” ujar Cak Khafid sapaan akrabnya, Kamis (09/07/2020).

Politikus muda Lamongan dari Partai Gerindra ini, juga mengatakan, pembinaan politik era milenial saat ini sudah mulai bermunculan dengan pemikiran-pemikiran inovatif yang modern dengan tetap berlandaskan budaya tradisional. Kepemimpinan politik dalam pemerintahan yang ada saat ini sudah bermunculan generasi milenial yang sangat kompeten, dan mampu menjawab tantangan era global yang semakin berkembang.

“Saat ini bisa kita lihat bahwa munculnya pemimpin generasi millenial “zaman now” seperti Abdullah Azwar Anas bupati Banyuwangi, Emil dardak Wakil Gubernur Jawa Timur, gubernur NTB M. Ridho ficardo Gubernur Lampung, zumi Yola Gubernur Jambi, Indah Putri indriani bupati luwu utara, dan masih banyak lagi pemimpin Yang termasuk dalam usia Generasi millenial di bawah 40 tahun” imbuhnya.

Hal ini terlihat dengan trend politik nasional beberapa tahun belakangan ini, menurutnya bahwa pemimpin muda era milenial yang mampu menjawab problematika permasalahan dengan konsep pemikiran yang terbuka dengan mengadopsi nilai sosial yang lebih modern dengan mengedepankan pendekatan diskusi.

“Hingga saat ini peran dari kaum Pemuda milenial pemimpin milenial aktif sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan serta Sinergi mitos kemajuan globalisasi, dengan budaya tradisional yang berbeda beranjak dari kontribusi kaum muda dalam membangun bangsa ada hal yang penting perlu diperhatikan bahwa kepemimpinan kaum muda yang spektakuler tidak semata-mata timbul dari dirinya,” jelasnya.

Khafid mengatakan, kaum muda memang membawa angin segar bagi peradaban dan kemajuan bangsa ini di bawah kepemimpinan jiwa jiwa muda Indonesia Saini mulai menemukan jati dirinya yang baru berpijak pada konsep yang diamanatkan dalam UUD 45.

Tak hanya itu, menurutnya kepemimpinan kaum muda memang akan menemui babak baru dalam sejarah Indonesia pendidikan dan perilaku sosial, akan memberikan dampak yang signifikan dalam menentukan arah pergerakan bangsa.

“Maka kualifikasi atas kedua hal tersebut perlu diperhatikan untuk menciptakan Pemuda bangsa yang berkualitas dengan semangat besar sudah selayaknya bangsa yang besar ini mampu menghargai pembangunan integritasnya dengan melibatkan kaum muda dalam mewujudkan kepemimpinan generasi milenial, agar terwujud stok pemimpin berintegritas di era yang akan datang,” pungkasnya. (bis)