JATIMPOS.CO/KOTA MOJOKERTO – Upaya Pemerintah Kota Mojokerto dalam menurunkan angka stunting membuahkan hasil menggembirakan. Dua kelurahan, yakni Kelurahan Meri dan Kelurahan Purwotengah, berhasil mencapai status zero stunting.
Pencapaian ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, dalam forum Penilaian Kinerja Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting tingkat Provinsi Jawa Timur yang digelar secara virtual, Rabu (11/6/2025).
“Pencapaian ini bukan sekadar angka, tetapi cerminan dari kerja keras seluruh pihak, mulai dari kader motivator, tenaga kesehatan, hingga peran aktif masyarakat. Kami tidak hanya fokus pada penanganan, tapi juga pencegahan secara menyeluruh,” ujar Ika Puspitasari yang akrab disapa Ning Ita, dari ruang Sabha Mandala Madya Kota Mojokerto.
Menurut data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPBGM), prevalensi stunting di Kota Mojokerto menunjukkan tren penurunan signifikan. Dari angka 7,71 persen pada 2020, kini turun menjadi hanya 1,47 persen per April 2025.
Capaian ini tak lepas dari pemanfaatan teknologi digital, termasuk aplikasi Gayatri yang mengintegrasikan data dari posyandu, puskesmas, hingga rumah sakit. Tak kurang dari 1.600 kader motivator secara aktif memantau kondisi warga di tingkat RT/RW dan melakukan intervensi berbasis data.
Pemkot Mojokerto juga menetapkan seluruh 18 kelurahan sebagai lokus percepatan penurunan stunting. Pendekatan berbasis analisis terhadap lima kelompok sasaran prioritas terus dilakukan, termasuk evaluasi pelaksanaan program dan sinkronisasi lintas sektor.
Komitmen anggaran juga ditingkatkan. Bila pada 2022 hanya 10 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat, kini jumlahnya meningkat menjadi 19 OPD dengan 179 sub-kegiatan yang mendukung percepatan penanganan stunting.
Berbagai inovasi lokal turut memperkuat langkah ini, di antaranya Gempa Genting (Segenggam Sampah Gawe Anak Stunting), Canting Gula Mojo (Cegah Stunting Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat), Berkate Pak Miang (Bersama Kader Asman Toga dan Akupresur Peduli ASI Eksklusif), Pasupati (Peduli Stunting dan Pertumbuhan Balita Terintegrasi), Gemulai (Gerakan Pemantauan Ibu Hamil dan Bayi), Jarik Linting (Jaringan Kelompok Peduli Balita Stunting), dan Gentala (Gerakan Tuntaskan Stunting Melalui Layanan Terintegrasi Bersama).
Pemkot Mojokerto menargetkan seluruh wilayah kota dapat mencapai penurunan stunting yang merata, sehingga menjadi model keberhasilan nasional dalam penanganan stunting berbasis kolaborasi dan teknologi. (din).