JATIMPOS.CO/KAB.MOJOKERTO- Dalam upaya menyongsong Indonesia Emas tahun 2045, BKKBN Pusat gencar melakukan sosialisasi percepatan penurunan stunting di berbagai daerah.

Kali ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat menggelar sosialisasi di Ponpes Segoro Agung, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Selasa (16/7/2024).

Kegiatan dengan tema akselerasi percepatan penurunan stunting berbasis mitra kerja melalui doa bersama dan majelis sholawat kiai kanjeng ini melibatkan Kemenag dan LP. Maarif Kabupaten Mojokerto untuk pembacaan khotmil Quran 4.444 kali serta pembacaan sholawat nariyah 4.444.444 kali.

Dalam sambutannya, Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo, yang diwakili oleh Soetriningsih, S.Sos., MSi, Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi BKKBN Pusat, menyampaikan rasa terima kasihnya atas terselenggaranya kegiatan yang diinisiasi oleh Ponpes Segoro Agung berkolaborasi dengan Kemenag Kabupaten Mojokerto dan seluruh majelis ilmu yang ada di seluruh Indonesia dalam rangka doa bersama untuk keselamatan bangsa dan negara.

Pengasuh Ponpes Segoro Agung, KH. Agus Bimo Sunarno bersama Kajari Mojokerto, Endang Tirtana, dan Kemenag Muttaqin saat acara.

Foto: Pengasuh Ponpes Segoro Agung, KH. Agus Bimo Sunarno bersama Kajari Mojokerto, Endang Tirtana, dan Kemenag Muttaqin saat acara. 

"Kegiatan di Ponpes Segoro Agung ini dilaksanakan sejak pagi tadi, mulai dari pembacaan Al-Quran, pembacaan sholawat, dan ini juga menjadi sarana sosialisasi akan nilai-nilai program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana, juga sosialisasi percepatan penurunan stunting," ujar Soetriningsih.

Menurut Soetriningsih terwujudnya keluarga yang berkualitas untuk pertumbuhan penduduk yang seimbang itu sangat penting dilakukan bersama-sama. Dia berharap anak-anak kita terlahir sehat, berhasil tumbuh dan berkembang, serta nantinya menjadi generasi emas di tahun 2045, sehingga Indonesia bisa bebas dari stunting.

"Penurunan stunting sudah menjadi program kita untuk mewujudkan negara dengan generasi hebat, bebas stunting, maka kami gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat di seluruh Indonesia," tambahnya.

Ia juga menghimbau kepada masyarakat, apabila menemukan anak dengan tinggi badan dan berat badan yang tidak sesuai dengan tumbuh kembang seharusnya pada anak usia di bawah dua tahun, segera datang ke fasilitas kesehatan.

"Tumbuh kembang anak yang tinggi badan dan beratnya tidak sesuai dengan usia merupakan salah satu tanda anak stunting, itu berdasarkan para ahli gizi sehingga ini bisa diyakini kebenarannya," ujarnya.

Ia menekankan bahwa stunting tidak hanya muncul di wilayah pedesaan tetapi juga di perkotaan, dan tidak hanya terjadi pada masyarakat yang kurang mampu tetapi juga pada masyarakat yang mampu.

"Kami harap para jamaah dapat membangun keluarga kita untuk menghasilkan generasi yang sehat, berkualitas. Kami juga mengingatkan akan pentingnya keluarga berkualitas sebagai pondasi terwujudnya keluarga sakinah mawadah warohmah," pungkas Soetriningsih.

Selain dihadiri perwakilan BKKBN Pusat, tampak hadir Pengasuh Ponpes Segoro Agung, KH. Agus Bimo Sunarno, Kajari Kabupaten Mojokerto Dr. Endang Tirtana SH. MH. CLA, Dandim 0815 Kabupaten Mojokerto Letkol Inf. M. Iqbal Prihanta Yudha SE, Kepala Kemenag Kabupaten Mojokerto Muttaqin, Camat Trowulan Mujiono bersama Forkopimca Kecamatan Trowulan. (din)