JATIMPOS.CO/SURABAYA - Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2024 untuk 4.209 buruh pabrik rokok lintas wilayah Surabaya dan sekitarnya di PT. HM Sampoerna Rungkut 2 Surabaya, Rabu (3/7).
BLT DBHCHT ini disalurkan Pj. Gubernur Adhy secara simbolis kepada lima buruh pabrik rokok didampingi Kepala Urusan External PT. HM Sampoerna Arief Triastika dan Kepala Dinas Sosial Prov. Jatim Restu Novi Widiani. Masing-masing buruh menerima bantuan sebesar Rp1.031.145.
Ada satu hal menarik pada kesempatan ini, Pj. Gubernur Adhy mengajak seluruh hadirin untuk menyanyikan lagu 'Bendera' dengan melambaikan bendera merah putih yang telah dibawa oleh masing-masing buruh dan para hadirin. Hal ini dilakukan untuk menyongsong peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI.
"Hari ini kami melaksanakan satu program yang menjadi kewajiban kami pengembalian cukai dikembalikan dari Pemerintah untuk diberi kepada yang berhak dan salah satu yang paling berhak adalah para buruh pabrik, petani tembakau, dan orang miskin lainnya," ujarnya saat sambutan.
Pj. Gubernur Adhy mengatakan, tahun 2024 ini Jatim memperoleh alokasi DBHCHT dari penerimaan negara sebesar Rp2,77 triliun. Anggaran ini bersumber dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau yang didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2024 dan Peraturan Gubernur Jatim Nomor 84 Tahun 2023.
"Pemerintah tetap menjalankan kewajibannya dan diserahkan kepada provinsi dan kabupaten, jumlahnya banyak tapi yang kembali Rp2,77 triliun," tuturnya.
Sementara terkait besaran BLT DBHCHT tahun ini, Pj. Gubernur Adhy memastikan nilanya sama dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp13,8 miliar. Hanya saja tahun ini penerimanya lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
"Uang yang didapatkan itu kemudian dibagi rata maka setiap orang dapatnya senilai satu juta sekian itu," katanya.
Secara rinci, Pj. Gubernur Adhy menjelaskan bahwa tahun ini total penerimanya se-Jatim mencapai 13.469 orang untuk sekali diterimakan. Untuk hari ini jumlah yang disalurkan sebanyak 4.209 buruh pabrik dari 4 perusahaan di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Sedangkan tahun 2023 penerimanya berjumlah 9.259 orang yang masing-masing menerima Rp300.000 dan disalurkan sebanyak lima kali.
"Berbeda dari tahun kemarin karena tahun ini kami ingin berbagi kepada lebih banyak buruh pabrik rokok di Jawa Timur," katanya.
Pj. Gubernur Adhy pun mengharapkan penyaluran bantuan ini bisa menjadi motivasi bagi para buruh pabrik rokok untuk lebih meningkatkan semangat dalam bekerja dan berkarya sesuai dengan bidang yang ditekuni. Lebih dari itu bantuan ini juga bisa bermanfaat bagi penerima dan keluarganya.
"Semoga bermanfaat dan ini uangnya harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar, untuk membeli makanan bergizi bagi anak-anaknya, belilah sesuai kebutuhannya" pesannya.
Adhy juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas seluruh kerja keras dan kolaborasi guna menurunkan angka kemiskinan di Jawa Timur. Sejak Maret 2018 – Maret 2024 persentase penduduk miskin jawa timur untuk pertama kalinya menyentuh satu digit.
"Salah satunya melalui program penurunan beban pengeluaran masyarakat miskin dan rentan melalui Program Bantuan Sosial PKH Plus, Bantuan Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD), Penanganan Klien Dalam UPT, Bantuan Permakanan LKS, dan BLT buruh pabrik rokok lintas wilayah seperti saat ini," ucapnya.
Pada kesempatan ini, Pj. Gubernur Adhy menyerahkan bansos Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD) tahap 2 untuk 3.672 penerima senilai Rp3,3 miliar. Bantuan ini diserahkan secara simbolis kepada tiga penerima yang masing-masing menerima Rp900.000 per triwulan.
"Kita juga memberikan bantuan kepada kelompok yang rentan seperti penyandang disabilitas," katanya.
Pj. Gubernur Adhy juga menyerahkan bansos Program Keluarga Harapan (PKH) Plus tahap 2 senilai Rp23,1 miliar untuk 46.386 penerima yang secara simbolis diserahkan kepada 3 penerima yang masing-masing menerima Rp2.000.000 per tahun.
Kemudian diserahkan Bantuan Sosial Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) senilai Rp1,6 miliar untuk 540 penerima. Secara simbolis bantuan tersebut diserahkan kepada dua penerima yang masing-masing menerima bantuan sebesar Rp3.000.000.
"Pemerintah Provinsi Jawa Timur konsen dengan yang seperti itu, juga memberikan bantuan untuk pemberdayaan ekonomi," tuturnya.
Usai menyerahkan bantuan, Pj. Gubernur Adhy berkesempatan meninjau ruang produksi PT. HM Sampoerna. Ia menyempatkan diri untuk menyapa seluruh buruh dan menyampaikan terima kasih atas dedikasinya yang telah berkontribusi bagi pendapatan negara.
Sementara itu, Kepala Dinsos Prov. Jatim Restu Novi Widiani melaporkan bahwa penyaluran BLT DBHCHT tahun ini menyasar buruh pabrik rokok yang tersebar di 114 perusahaan di 22 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Penyaluran bantuan ini dilakukan hari ini untuk 4.209 buruh pabrik dari 4 perusahaan di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
"Untuk selanjutnya penyaluran dilakukan di wilayah perusahaan masing-masing, di Malang, Pasuruan, dan Bojonegoro karena di daerah itu banyak sekali buruh pabrik" katanya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Urusan External PT. HM Sampoerna Arief Triastika mengapresiasi komitmen, kepedulian, dan dukungan Pj. Gubernur Jatim beserta jajaran kepada industri hasil tembakau. Ia menyampaikan bahwa PT. HM. Sampoerna telah mempekerjakan lebih dari 90.000 pekerja yang 90 persen diantaranya adalah para ibu.
"Tentunya akan sangat bermanfaat untuk menunjang kesejahteraan para karyawan dan hari ini juga menjadi motivasi tambahan bagi kami agar terus memberikan efek berganda yang nyata," pungkasnya. (zen/rl)