JATIMPOS.CO/BANYUWANGI — Masih dalam rangka peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, Pemerintah Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, menggelar kirab budaya pada Sabtu (20/9/2025).
Mengusung tema “Keberagaman dalam Persatuan dan Kesatuan Masyarakat Desa Tapanrejo”, kegiatan ini berlangsung meriah dengan menampilkan berbagai atraksi, kreasi, dan ekspresi budaya masyarakat.
Kirab budaya tahun ini menjadi ajang unjuk kebolehan masyarakat desa, mulai dari karnaval anak-anak TK/PAUD, regu penghormatan perangkat desa, ibu-ibu PKK, kader posyandu, kelompok seni tradisional, hingga hiburan rakyat. Tidak ketinggalan parade sound horeg yang telah menjadi ciri khas masyarakat setempat turut memeriahkan jalannya acara.
Tercatat sebanyak 15 regu karnaval ekspresi budaya dan 35 regu sound horeg ambil bagian dalam kirab yang menempuh rute sekitar 3,5 kilometer, mulai dari perempatan Pasar Tapanrejo hingga berakhir di utara SMAN 1 Muncar. Antusiasme warga terlihat jelas dari ribuan penonton yang memadati sepanjang jalur kirab.
Sekretaris Desa Tapanrejo, Mohamad Hasim Malik Ibrahim, menegaskan bahwa kirab budaya ini bukan sekadar hiburan semata, tetapi juga momentum mempererat kebersamaan antarwarga.
"Atas nama pemerintah desa, kami berharap Desa Tapanrejo semakin maju dengan keberagaman masyarakatnya. Pembangunan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah desa, tetapi juga melibatkan seluruh elemen masyarakat. Kirab budaya ini adalah wujud kebersamaan kita," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Hasim tidak hanya hadir sebagai pejabat desa, tetapi juga ikut berpartisipasi bersama keluarganya dalam barisan regu penghormatan. Ia bahkan dengan penuh semangat menarikan tarian tradisional sebagai teladan kepada warga.
"Ini bentuk komitmen kami untuk nguri-nguri budaya. Tapanrejo punya sejarah panjang, tanah tua yang penuh cerita rakyat. Sudah seharusnya kita menjaga dan merawat warisan leluhur agar tetap hidup di hati generasi muda," tuturnya.
Keikutsertaan Sekdes bersama keluarga menjadi simbol bahwa pelestarian budaya perlu dimulai dari lingkup terkecil, yakni keluarga. Dengan semangat persatuan dan gotong royong, kirab budaya Desa Tapanrejo diharapkan dapat terus menjadi tradisi positif yang memperkokoh persaudaraan serta menjadi sarana membangun desa yang lebih baik.
Selain kirab, kegiatan ini juga berdampak positif pada perekonomian lokal. Lapak-lapak UMKM warga setempat ramai diserbu pembeli sepanjang acara berlangsung, menjadi bukti bahwa kegiatan budaya mampu menumbuhkembangkan potensi ekonomi masyarakat. (Ren)